Konferensi Pers The 5th Asia CCUS Network Forum di Jakarta. Foto: Dok istimewa
Eko Nordiansyah • 12 September 2025 10:10
Jakarta: Teknologi carbon capture, utilization, and storage (CCUS) dinilai masih menghadapi tantangan besar terkait biaya penangkapan karbon dari sumber emisi. Meski demikian, perkembangan riset dalam satu dekade terakhir memberikan optimisme bahwa biaya tersebut dapat terus ditekan sehingga proyek CCUS semakin layak secara ekonomi.
Peneliti CCUS Research Fellow ERIA I Gusti Suarnaya Sidemen, menjelaskan bahwa saat ini biaya penangkapan karbon masih menjadi komponen terbesar dalam implementasi teknologi tersebut.
“Cost untuk capture masih sangat tinggi. Walaupun demikian, dalam 10 tahun terakhir kita melihat ada tren penurunan berkat perkembangan teknologi dan riset,” ujarnya dalam Konferensi Pers The 5th Asia CCUS Network Forum di Jakarta, Kamis, 11 September 2025
Menurut Sidemen, jika inovasi terus dilakukan, ke depan biaya penangkapan karbon dapat turun lebih signifikan. Dengan demikian, proyek CCUS tidak hanya bergantung pada subsidi pemerintah atau skema pendanaan khusus, tetapi bisa masuk ke tahap keekonomian yang lebih wajar.
“Kami optimistis dalam lima hingga sepuluh tahun ke depan, capture cost akan lebih kompetitif, sehingga CCUS bisa benar-benar menjadi solusi transisi energi yang berkelanjutan,” tambahnya.
Baca juga:
Industri Lokal dan Komunitas Wajib Berkontribusi dalam Proyek CCUS |