Bursa Saham AS Ditutup Bervariasi

Ilustrasi Wall Street. Foto: Xinhua

Bursa Saham AS Ditutup Bervariasi

Eko Nordiansyah • 23 May 2025 08:15

New York: Bursa saham AS ditutup sedikit berubah pada perdagangan Kamis waktu setempat. Investor mencerna keputusan DPR yang meloloskan undang-undang pajak Presiden AS Donald Trump dan dampak potensialnya terhadap utang negara yang terus meningkat.

Dikutip dari Xinhua, Jumat, 23 Mei 2025, Dow Jones Industrial Average ditutup datar di 41.859,09. S&P 500 turun 2,60 poin atau 0,04 persen menjadi 5.842,01. Indeks Komposit Nasdaq naik 53,09 poin atau 0,28 persen menjadi 18.925,74.

Delapan dari 11 sektor utama S&P 500 berakhir di zona merah, dengan sektor utilitas dan kesehatan memimpin penurunan dengan masing-masing turun 1,41 persen dan 0,76 persen. Sementara itu, sektor konsumen diskresioner dan layanan komunikasi memimpin kenaikan dengan masing-masing naik 0,56 persen dan 0,32 persen.

RUU pajak Trump disahkan DPR

RUU tersebut diproyeksikan oleh Kantor Anggaran Kongres yang nonpartisan akan menambah sekitar USD3,8 triliun ke USD36,2 triliun utang nasional saat ini selama sepuluh tahun ke depan jika diberlakukan.

"Tampaknya cukup jelas bahwa, dalam bentuknya saat ini, undang-undang tersebut tentu tidak akan memperbaiki defisit anggaran dan dapat memperburuknya secara substansial," kata Steve Sosnick, kepala analis pasar di Interactive Brokers.
 
Baca juga: 

Tarif Trump Disebut Bakal Jadi Bumerang Bagi AS



(Ilustrasi Wall Street. Foto: iStock)
Pasar obligasi, yang telah menjadi fokus utama menyusul penurunan peringkat kredit AS baru-baru ini oleh Moody's, mengalami sedikit kelegaan. Setelah beberapa hari menanjak, imbal hasil Treasury AS jangka panjang sedikit menurun.

Imbal hasil obligasi 30 tahun turun sedikit di bawah 5,1 persen, turun dari level yang terakhir terlihat selama krisis keuangan, sementara imbal hasil acuan obligasi 10 tahun turun menjadi sekitar 4,55 persen.

Gubernur Federal Reserve Christopher Waller menyarankan dalam sebuah wawancara dengan Fox Business bahwa pemotongan suku bunga dapat dipertimbangkan jika kebijakan tarif Trump ternyata tidak separah yang dikhawatirkan.

"Jika kita dapat menurunkan tarif mendekati 10 persen dan kemudian semuanya selesai, tuntas, dan terlaksana pada bulan Juli, maka kita dalam kondisi yang baik untuk paruh kedua tahun ini, dan kemudian kita berada dalam posisi yang baik untuk bergerak dengan pemotongan suku bunga sepanjang paruh kedua tahun ini," kata Waller.

Rilis data ekonomi AS 

Di sisi ekonomi, output AS bangkit kembali pada bulan Mei karena bisnis menyesuaikan diri dengan pencabutan tarif baru-baru ini. Menurut S&P Global, Indeks Manajer Pembelian gabungan kilat naik menjadi 52,1 pada bulan Mei, naik dari 50,6 pada bulan April, yang menunjukkan ekspansi yang moderat.

Namun, data pasar tenaga kerja menunjukkan adanya pelemahan. Laporan klaim pengangguran mingguan menunjukkan bahwa 1,9 juta warga Amerika terus menerima tunjangan pengangguran. Rata-rata pergerakan empat minggu dari klaim berkelanjutan mencapai level tertinggi sejak November 2021, yang menunjukkan peningkatan tekanan di pasar tenaga kerja.

Ekspektasi pasar, berdasarkan data dari LSEG, kini mencerminkan kemungkinan setidaknya dua kali pemotongan suku bunga sebesar 25 basis poin pada akhir tahun, karena investor terus memantau momentum ekonomi dan perkembangan fiskal.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Eko Nordiansyah)