Awal Pekan, Rupiah Ditutup Melemah ke Level Rp16.255/USD

Ilustrasi. Foto: dok MI.

Awal Pekan, Rupiah Ditutup Melemah ke Level Rp16.255/USD

Husen Miftahudin • 29 April 2024 16:43

Jakarta: Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada penutupan perdagangan hari ini mengalami pelemahan, melanjutkan pelemahan saat perdagangan pagi.
 
Mengutip data Bloomberg, Senin, 29 April 2024, nilai tukar rupiah terhadap USD ditutup di level Rp16.255 per USD. Mata uang Garuda tersebut turun sebanyak 45 poin atau setara 0,28 persen dari posisi Rp16.210 per USD pada penutupan perdagangan hari sebelumnya.
 
Analis pasar uang Ibrahim Assuaibi dalam analisis hariannya memperkirakan nilai tukar rupiah pada perdagangan besok juga akan mengalami pelemahan.
 
"Untuk perdagangan besok, mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp16.230 per USD hingga Rp16.290 per USD," ujar Ibrahim.
 
Ia pun membeberkan penyebab ambruknya nilai tukar rupiah saat melawan dolar Amerika Serikat (AS) hari ini, di antaranya sentimen yang berasal dari eksternal maupun internal.
 

Greenback pertahankan kenaikan

 
Ibrahim menyampaikan, greenback mempertahankan kenaikan yang kuat untuk April setelah sebagian besar pedagang mengabaikan sebagian besar ekspektasi penurunan suku bunga lebih awal oleh The Fed. Pertaruhan ini muncul pada Jumat setelah data indeks harga PCE ukuran inflasi pilihan The Fed lebih tinggi dari perkiraan untuk Maret.
 
Fokus minggu ini tertuju pada pertemuan Fed. Bank sentral diperkirakan akan mempertahankan suku bunga tetap stabil dan berpotensi menawarkan pandangan hawkish, mengingat masih kakunya inflasi AS baru-baru ini.
 
Prospek suku bunga yang lebih tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama menjadi pertanda buruk bagi pasar Asia sebuah gagasan yang membuat sebagian besar mata uang regional berada pada kisaran yang ketat pada Senin.
 
Sebelumnya, data yang dirilis pada Kamis menunjukkan produk domestik bruto AS tumbuh pada tingkat tahunan sebesar 1,6 persen pada periode Januari-Maret, jauh lebih lambat dari perkiraan sebesar 2,4 persen.
 
Meskipun demikian, laporan tersebut juga menunjukkan inflasi yang diukur dengan indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi inti naik 3,7 persen pada kuartal pertama, mengalahkan perkiraan kenaikan 3,4 persen.
 
Baca juga: Rupiah Awal Pekan Melemah 0,18% ke Rp16.239/USD
 

Kenaikan BI Rate hanya buat rupiah menguat sebentar

 
Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) telah memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuan (BI rate) sebesar 25 bps menjadi 6,25 persen, demi memperkuat stabilitas nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.
 
Meski demikian, BI tetap memperkirakan pertumbuhan ekonomi di 2024 akan masih berada dalam kisaran 4,7 persen sampai 5,5 persen. Sedangkan, pertumbuhan ekonomi nasional pada kuartal I dan II 2024 diperkirakan lebih tinggi dibandingkan kuartal IV 2023 lalu.
 
"Ada beberapa dampak dari policy rate itu relatif aman, BI punya set of policy instrument. Stance BI tidak hanya dilihat dari kebijakan soal moneternya saja, kenapa suku bunga kita optimis? Karena nilai tukar untuk memperkuat stabilitas, policy rate untuk stabilkan nilai tukar," jelas Ibrahim.
 
Selain itu, kenaikan BI Rate sengaja dilakukan sebagai langkah pre-emptive antisipasi untuk mencegah suatu hal yang tidak diinginkan, serta kebijakan forward looking untuk memastikan inflasi tetap dalam sasaran 2,5 persen plus minus satu persen pada 2024 dan 2025 sejalan dengan stance kebijakan moneter yang pro-stability.
 
Optimisme pertumbuhan ekonomi juga sejalan dengan permintaan domestik yang kuat dari konsumsi rumah tangga sepanjang Ramadan dan Idulfitri 1445 Hijriah, berkat dorongan dari permintaan domestik. Konsumsi masih kuat meskipun historisnya memang relatif lebih rendah namun sudah mulai ada perbaikan.
 
"Di sisi lain, investasi bangunan lebih tinggi ditopang oleh berlanjutnya permintaan Proyek Strategis Nasional (PSN) di sejumlah daerah dan berkembangnya properti swasta sebagai dampak positif dari insentif pemerintah sehingga akan mendorong ekonomi ke depan," terang Ibrahim.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)