Melemah 0,25%, Rupiah Pagi Ini Masih Kesulitan Lawan Dolar AS

Rupiah. Foto: Metrotvnews.com/Husen.

Melemah 0,25%, Rupiah Pagi Ini Masih Kesulitan Lawan Dolar AS

Husen Miftahudin • 17 July 2025 09:41

Jakarta: Nilai tukar (kurs) rupiah pada pembukaan perdagangan hari ini kembali mengalami pelemahan.
 
Mengutip data Bloomberg, Kamis, 17 Juli 2025, rupiah hingga pukul 09.20 WIB berada di level Rp16.327,5 per USD. Mata uang Garuda tersebut melemah 40,5 poin atau setara 0,25 persen dari Rp16.287 per USD pada penutupan perdagangan sebelumnya.
 
Sementara menukil data Yahoo Finance, rupiah pada waktu yang sama berada di level Rp16.283 per USD. Analis pasar uang Ibrahim Assuaibi memprediksi rupiah pada hari ini akan bergerak secara fluktuatif, meski demikian rupiah diprediksi akan mencoba menguat.
 
"Untuk perdagangan hari ini, mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup menguat di rentang Rp16.230 per USD hingga Rp16.290 per USD," ujar Ibrahim dalam analisis harian.
 

Baca juga: Dolar AS Keok Dikeroyok 6 Mata Uang Utama Dunia
 

Pasar masih 'ketar-ketir' tarif Trump

 
Ibrahim mengungkapkan, pergerakan rupiah pada hari ini akan dipengaruhi sentimen kekhawatiran pasar yang terus berlanjut atas tarif perdagangan Presiden AS Donald Trump.
 
"Meningkatnya ketidakpastian atas independensi Federal Reserve, di tengah meningkatnya seruan dari Trump dan sekutunya untuk menggulingkan Ketua Jerome Powell, yang terlihat meningkatkan seruan mereka agar Powell mundur dan agar suku bunga turun," papar Ibrahim.
 
Apalagi setelah data Indeks Harga Konsumen (IHK) utama tercatat lebih kuat dari perkiraan untuk periode Juni, meskipun sedikit. Namun, angka tersebut masih lebih tinggi dari bulan sebelumnya, meningkatkan kekhawatiran inflasi akan menjadi stagnan.
 
Indeks IHK juga muncul di tengah meningkatnya kekhawatiran atas dampak inflasi dari tarif perdagangan Trump. The Fed telah memperingatkan mereka akan mempertahankan suku bunga hingga mendapatkan kejelasan lebih lanjut tentang dampak tarif Trump, dengan kemungkinan akan memperkuat dugaan ini.
 
Selain itu, Presiden Trump melanjutkan ancaman tarif barunya menjelang batas waktu 1 Agustus. Tindakannya baru-baru ini ditujukan kepada Indonesia, dengan rencana mengenakan bea masuk sebesar 19 persen.
 
"Meskipun ancaman tarif baru-baru ini tidak berdampak besar pada pergerakan pasar secara umum, para pedagang menahan diri untuk tidak memasang taruhan besar di tengah ketidakpastian," terang dia.


(Ilustrasi kurs rupiah terhadap dolar AS. Foto: MI/Susanto)
 

BI sunat suku bunga

 
Ibrahim menambahkan, ketidakpastian ekonomi global meningkat pascakebijakan tarif resiprokal yang diterapkan Presiden AS Donald Trump kepada negara-negara mitra dagang utamanya seperti Indonesia yang masih cukup besar terkena tarif impor 19 persen walaupun sebelumnya 32 persen.
 
Dengan ketidakpastian ekonomi global, maka Bank Indonesia (BI) kembali memangkas suku bunga acuan atau BI rate sebesar 25 bps menjadi 5,25 persen pada Juli 2025. Suku bunga Deposit Facility juga turun menjadi sebesar 4,50 persen dan suku bunga Lending Facility turun menjadi 6,00 persen.
 
"Ini adalah pemangkasan suku bunga ketiga dalam tahun ini. Terakhir, BI memangkas suku bunga sebesar 25 bps pada Mei lalu. Keputusan tersebut konsisten dengan makin rendahnya inflasi 2025 dan 2026 pada sasaran 2,5 persen plus minus satu persen, dan terjaganya stabilitas nilai tukar rupiah, serta perlunya mendorong pertumbuhan ekonomi," papar Ibrahim.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)