Sekjen PBB Serukan Penyelidikan Penuh Aksi Protes Nepal yang Tewaskan 22 Orang

Sekjen PBB Antonio Guterres. (Anadolu Agency)

Sekjen PBB Serukan Penyelidikan Penuh Aksi Protes Nepal yang Tewaskan 22 Orang

Willy Haryono • 10 September 2025 11:59

New York: Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres pada Selasa menyerukan penyelidikan penuh dan menahan diri menyusul aksi protes berdarah di Nepal yang menewaskan 22 orang dan memaksa Perdana Menteri K.P. Sharma Oli mundur.

“Saya mengikuti perkembangan situasi di Nepal dengan saksama dan sangat berduka atas hilangnya nyawa,” tulis Guterres di platform X dan dikutip Anadolu Agency, Rabu, 10 September 2025.

“Saya mendesak penyelidikan penuh, pengendalian diri untuk mencegah eskalasi kekerasan lebih lanjut, serta dialog demi menemukan jalan konstruktif ke depan,” ujarnya.

Guterres juga meminta otoritas Nepal mematuhi hukum hak asasi manusia, menegaskan bahwa protes harus berlangsung damai dengan menghormati nyawa dan properti.

Militer Nepal mulai mengambil alih kendali Selasa malam setelah dua hari aksi protes yang menelan 22 korban jiwa. Presiden Nepal Ramchandra Paudel sedang menyiapkan proses pembentukan pemerintahan baru setelah menerima pengunduran diri Oli di tengah demonstrasi yang sejak Senin telah menyebabkan hampir 350 orang terluka.

Krisis ini bermula dari kebijakan Oli yang melarang media sosial, dengan alasan menekan perusahaan multinasional untuk membuka kantor di Nepal. Kebijakan tersebut memicu protes massal di ibu kota Kathmandu.

Massa menyerbu gedung-gedung publik, kantor partai politik, bahkan masuk ke gedung parlemen sebelum kemudian membakarnya.

Para demonstran juga membakar kediaman sejumlah politikus Nepal, termasuk kantor kepresidenan, meski pemerintah sudah mengumumkan pencabutan larangan media sosial.

Baca juga:  Kematian di Tengah Demo Gen Z Nepal Jadi 22 Orang, Militer Mulai Turun Tangan

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Willy Haryono)