Ilustrasi. Foto: dok MI.
Husen Miftahudin • 8 September 2025 09:34
Jakarta: Nilai tukar (kurs) rupiah pada pembukaan perdagangan awal pekan ini mengalami penguatan, setelah libur panjang perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW.
Mengutip data Bloomberg, Senin, 8 September 2025, rupiah hingga pukul 09.24 WIB berada di level Rp16.366,5 per USD. Mata uang Garuda naik sebanyak 66 poin atau setara 0,40 persen dari posisi Rp16.432,5 per USD pada penutupan perdagangan hari sebelumnya.
Sementara menukil data Yahoo Finance, rupiah pada waktu yang sama berada di level Rp16.435 per USD. Analis pasar uang Ibrahim Assuaibi memprediksi rupiah pada hari ini akan melemah.
"Untuk perdagangan Senin ini, mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp16.420 per USD hingga Rp16.470 per USD," jelas Ibrahim.
Pasar pede Fed segera sunat suku bunga
Ibrahim mengungkapkan, pergerakan nilai tukar rupiah pada hari ini lebih banyak dipengaruhi oleh optimisme para pelaku pasar keuangandimana Federal Reserve akan memangkas suku bunga pada akhir bulan ini, setelah Biro Statistik Tenaga Kerja menunjukkan Lowongan Kerja pada Juli menurun menjadi 7,18 juta dari 7,35 juta pada Juni (direvisi dari 7,43 juta).
Angka ini lebih buruk dari ekspektasi pasar sebesar 7,4 juta dan memicu kembali kekhawatiran akan memburuknya kondisi pasar tenaga kerja AS di tengah meningkatnya keyakinan Federal Reserve akan memangkas
suku bunga akhir bulan ini.
Kontrak berjangka dana The Fed menunjukkan pasar memperkirakan peluang hampir 97 persen The Fed akan menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin selama pertemuan 17-18 September, menurut CME Fedwatch.
Kemudian, ketidakpastian atas tarif perdagangan AS, setelah pengadilan banding memutuskan sebagian besar pungutan Presiden Donald Trump ilegal. Trump mengisyaratkan akan mengajukan banding atas putusan tersebut ke Mahkamah Agung, dan putusan apa pun yang menentang tarifnya akan berdampak buruk bagi kesepakatan perdagangan baru-baru ini yang ditandatangani oleh pemerintahannya.
"Kekhawatiran atas independensi The Fed juga masih ada di tengah pertikaian hukum terkait upaya Trump untuk memecat Gubernur The Fed Lisa Cook. Namun, kekhawatiran ini sedikit mereda setelah Stephen Miran, calon Gubernur The Fed pilihan Trump, berjanji untuk mempertahankan independensi bank sentral dari politik," tutur Ibrahim.
(Ilustrasi kurs rupiah terhadap dolar AS. Foto: MI/Susanto)
Peringkat kredit Indonesia terancam melemah
Di sisi lain, pergerakan rupiah juga aakan dipengaruhi penilaian lembaga pemeringkat Fitch Ratings Inc. yang mengungkapkan jika kerusuhan di beberapa titik terus terjadi ada risiko melemahkan peringkat kredit Indonesia, karena pertumbuhan ekonomi bisa melemah dan sektor keuangan terbebani.
Fitch juga menyoroti apabila ketegangan sosial-politik terus meningkat bisa berpengaruh terhadap pelebaran defisit APBN di atas perkiraan. Penyebabnya, penerimaan negara yang terbatas.
"Protes yang disertai kekerasan dapat berdampak negatif terhadap profil kredit negara jika hal tersebut melemahkan prospek pertumbuhan jangka menengah, atau jika pemerintah berupaya mengurangi ketegangan sosial dengan meningkatkan belanja secara signifikan," jelas Ibrahim.
Komentar tersebut menggemakan kekhawatiran atas ketegangan situasi Indonesia, yang terjadi di tengah keluhan masyarakat atas kondisi ekonomi yang muram, prospek lapangan kerja yang sulit, dan biaya hidup yang tinggi.
Analisis Fitch itu juga senada dengan komentar S&P Global Ratings, yang menjelaskan tekanan ekonomi bisa mempersulit pemerintah untuk menyeimbangkan prioritas belanja, sekaligus menjaga defisit fiskal di bawah batas tiga persen sesuai ketentuan undang-undang.