Rupiah Pagi Ini Melemah Tipis

Rupiah. Foto: dok BTN.

Rupiah Pagi Ini Melemah Tipis

Husen Miftahudin • 24 February 2025 09:58

Jakarta: Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada pembukaan perdagangan hari ini mengalami pelemahan tipis.

Mengutip data Bloomberg, Senin, 24 Februari 2025, rupiah hingga pukul 09.34 WIB berada di level Rp16.320 per USD. Mata uang Garuda tersebut melemah tujuh poin atau setara 0,05 persen dari Rp16.327 per USD pada penutupan perdagangan sebelumnya.

Sementara menukil data Yahoo Finance, rupiah pada waktu yang sama berada di level Rp16.314 per USD. Rupiah melemah 14 poin atau setara 0,09 persen dari Rp16.300 pada penutupan perdagangan hari sebelumnya.

Analis pasar uang Ibrahim Assuaibi memprediksi rupiah pada hari ini akan bergerak secara fluktuatif, meski demikian rupiah diprediksi akan menguat.

"Untuk perdagangan hari ini, mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup menguat di rentang Rp16.280 per USD hingga Rp16.320 per USD," ujar Ibrahim dalam analisis hariannya.
 

Baca juga: Ini Deretan 10 Mata Uang Terendah di Dunia, Rupiah Nomor Berapa?


(Ilustrasi kurs rupiah terhadap dolar AS. Foto: MI/Susanto)
 

Tarif Trump hingga Danantara


Ibrahim menyebutkan, pergerakan rupiah dipengaruhi oleh ketidakpastian yang berkelanjutan atas tarif perdagangan Presiden AS Donald Trump. Ia mengancam tarif 25 persen untuk mobil, farmasi, semikonduktor, dan kayu.

Trump mengatakan tarif tersebut dapat diberlakukan paling cepat pada awal April. Trump juga mengancam tarif timbal balik terhadap mitra dagang utama AS, yang meningkatkan kekhawatiran atas perang dagang global.

Sementara di sisi lain, sambung Ibrahim, pasar merespons positif pernyataan Presiden Prabowo Subianto yang akan meluncurkan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara), hari ini. Pembentukan Danantara ditujukan untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi yang tinggi, inklusif, dan berkualitas selama lima tahun ke depan.

"Ucapan Prabowo tersebut merujuk pada target pemerintah Indonesia untuk mencapai pertumbuhan ekonomi tahunan sebesar delapan persen pada 2029. Melalui Danantara, Pemerintah Indonesia disebut bisa menghemat lebih dari USD20 miliar dalam anggarannya melalui langkah-langkah efisiensi, setara dengan sekitar 10 persen dari pengeluaran tahunan Indonesia," terang Ibrahim.

Dengan demikian, badan ini diharapkan bisa menjadi katalisator pertumbuhan ekonomi, dengan mengonsolidasikan aset-aset penting dan mengoptimalkan entitas kekayaan negara. Sedangkan dana yang dikelola lebih dari USD900 miliar.

Dana ini akan diinvestasikan pada proyek-proyek berkelanjutan yang berdampak besar di berbagai sektor, seperti energi terbarukan, manufaktur maju, industri hilir, dan produksi pangan.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)