Ilustrasi rupiah. Foto: MI/Tri.
Jakarta: Laju mata uang rupiah terus melemah pada perdagangan hari ini. Rupiah melemah di tengah tekanan dari laju dolar AS pada awal tahun ini.
Bloomberg mencatat mata uang rupiah melemah 0,10 persen ke level Rp15.799 per USD. Yahoo Finance melansir mata uang rupiah melemah 0,12 persen ke level Rp15.793 per USD.
Semangat baru kepada mata uang dolar AS di tengah ekspektasi Federal Reserve (The Fed) kemungkinan akan mempertahankan suku bunga lebih tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama sementara bank sentral lainnya mulai menurunkan suku bunga.
Sebagai perbandingan, meskipun ekspektasi pasar juga memperkirakan siklus pelonggaran kebijakan The Fed akan dimulai pada Juni, serangkaian data ekonomi AS yang kuat telah menimbulkan keraguan bank sentral tersebut memang berada di jalur penurunan suku bunga sebanyak tiga kali pada tahun ini.
Indeks dolar terakhir terkoreksi 0,09 persen pada 104,08, setelah mencatat kenaikan mingguan hampir satu persen pada minggu lalu. Indeks dolar AS meraih kenaikan terbesar dalam sebulan.
Dolar AS mata uang berisiko rendah
Hal ini menjadikan dolar sebagai satu-satunya mata uang berisiko rendah dan berimbal hasil tinggi untuk sementara waktu. Greenback juga diuntungkan dari pandangan dovish dari Bank of England untuk menurunkan suku bunganya.
Prospek positif untuk ekonomi AS juga mendukung arus masuk ke dalam dolar. The Fed secara tajam meningkatkan prospek pertumbuhan pada 2024 sehingga memperkuat kekuatan dolar AS.
Sementara bank sentral masih diperkirakan akan mulai memangkas suku bunga pada Juni, sikapnya yang relatif hawkish, dibanding dengan bank sentral lainnya, diperkirakan akan menguntungkan dolar AS.