Penurunan Fed Funds Rate Bawa Energi Positif ke Pasar Keuangan RI

Ilustrasi The Fed. Foto: Xinhua/Liu Jie

Penurunan Fed Funds Rate Bawa Energi Positif ke Pasar Keuangan RI

Insi Nantika Jelita • 25 August 2024 12:20

Jakarta: Pemangkasan suku bunga acuan Amerika Serikat (AS) fed funds rate/FFR yang diprediksi akan segera terjadi membawa angin segar bagi Indonesia.
 
Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi & Moneter Bank Indonesia (BI) Juli Budi Winantya menuturkan penurunan FFR akan berdampak pada imbal hasil atau yield obligasi pemerintah Amerika Serikat (AS) alias US Treasury dengan tenor 2 atau 10 tahun yang turun.
 
Dampaknya, investor bakal berbondong-bondong masuk ke pasar negara lain untuk mencari hasil imbal yang lebih menarik. Hal ini memicu pelemahan dolar AS.
 
"Dengan melemahnya dolar AS ke mata uang negara lain, akan ada arus modal asing yang masuk ke negara-negara berkembang, termasuk ke Indonesia," ungkap Juli dalam media gathering BI di Bali, Jumat, 25 Agustus 2024.
 
Dengan adanya tren pelemahan dolar AS, Juli menyebut dorong aliran modal asing ke negara berkembang akan cenderung meningkat.
 
Baca juga: 

The Fed Pertebal Keyakinan Pemangkasan Suku Bunga pada September

 
Melihat perlemahan data aktivitas ekonomi AS dengan tren inflasi yang turun, dan angka pengangguran yang tinggi, BI memperkirakan terjadi penurunan suku bunga acuan AS sebanyak dua kali di tahun ini.
 
Penurunan itu akan terjadi pada September dan di November atau Desember 2024 dengan masing-masing penurunan 25 basis poin (bps).
 
"Sekarang dengan inflasi yang trennya menurun, lebih cepat ke target jangka panjangnya, lalu ada pengangguran yang meningkat, semakin confirm di kuartal 3 itu mulai siklus penurunan FFR dan berlanjut di kuartal IV 2024," jelas dia.
 
Pelemahan dolar AS pun membuat mata uang seperti rupiah menguat dalam. Juli menyebut pada Selasa, 20 Agustus 2024 rupiah perkasa menjadi Rp15.430 per USD.
 
Penguatan mata uang garuda ini dianggap penting untuk pertumbuhan ekonomi nasional dengan dapat mengendalikan inflasi dari imported Inflation atau kenaikan harga barang dan jasa dalam suatu negara akibat kenaikan harga barang impor. Serta,dari sisi stabilitas sistem keuangan.

Skenario penurunan BI Rate

Sebelumnya, Gubernur BI Perry Warjiyo menegaskan skenario penurunan suku bunga acuan atau BI Rate terjadi pada triwulan IV tahun ini.
 
Saat ini BI masih mempertahankan suku bunga acuan sebesar 6,25 persen. Pertimbangan penurunan tersebut melihat perkembangan suku bunga acuan AS.
 
"Kami masih akan tetap melihat ruang terbuka penurunan BI rate pada triwulan IV 2024," kata Perry dalam konferensi pers Rapat Dewan Gubernur (RDG).
 
Untuk triwulan III 2024, Perry menuturkan pihaknya masih fokus penguatan lebih lanjut stabilisasi nilai tukar rupiah dengan penguatan strategi operasi moneter pro-market melalui optimalisasi instrumen, seperti Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), Sekuritas Valas Bank Indonesia (SVBI), dan Sukuk Valas Bank Indonesia (SUVBI).

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Annisa Ayu)