Wow! Rupiah Sore Ini Loncat hingga ke Level Rp16.100-an/USD

Ilustrasi. Foto: dok MI.

Wow! Rupiah Sore Ini Loncat hingga ke Level Rp16.100-an/USD

Husen Miftahudin • 24 January 2025 16:24

Jakarta: Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada penutupan perdagangan hari ini mengalami penguatan signifikan, setelah sempat tergelincir tipis kemarin.

Mengutip data Bloomberg, Jumat, 24 Januari 2025, nilai tukar rupiah terhadap USD ditutup di level Rp16.171 per USD. Mata uang Garuda tersebut menguat sebanyak 112 poin atau setara 0,69 persen dari posisi Rp16.283 per USD pada penutupan perdagangan hari sebelumnya.

"Pada perdagangan sore ini, mata uang rupiah ditutup menguat 112 poin, sebelumnya sempat menguat 120 poin di level Rp16.171 dari penutupan sebelumnya di level Rp16.283," kata analis pasar uang Ibrahim Assuaibi dalam analisis hariannya.

Sementara itu, data Yahoo Finance juga menunjukkan rupiah berada di zona hijau pada posisi Rp16.170 per USD. Rupiah naik sebanyak 104 poin atau setara 0,64 persen dari Rp16.274 per USD di penutupan perdagangan hari sebelumnya.

Sedangkan berdasar pada data kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor), rupiah berada di level Rp16.200 per USD. Mata uang Garuda tersebut menguat 76 poin dari perdagangan sebelumnya di level Rp16.276 per USD.
 

Baca juga: Rupiah Lawan Kejayaan Dolar AS
 

Pidato Trump di WEF


Presiden AS Donald Trump, dalam pidatonya di Forum Ekonomi Dunia di Swiss, mengatakan ia akan menuntut Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan pemimpin de facto-nya, Arab Saudi, untuk menurunkan biaya minyak mentah dan mendesak bank-bank sentral global untuk menurunkan suku bunga.

Trump juga mengatakan akan meminta Riyadh untuk meningkatkan paket investasi AS menjadi USD1 triliun, naik dari USD600 miliar yang dilaporkan oleh kantor berita negara Saudi pada hari sebelumnya.

Trump telah mengumumkan keadaan darurat energi nasional pada Senin, mencabut pembatasan lingkungan pada infrastruktur energi sebagai bagian dari rencana besar-besaran untuk memaksimalkan produksi minyak dan gas dalam negeri.

Pada Rabu, ia berjanji untuk memukul Uni Eropa dengan mengenakan tarif 25 persen terhadap Kanada dan Meksiko, dan mengatakan pemerintahannya sedang mempertimbangkan bea masuk hukuman 10 persen terhadap Tiongkok.

"Saat perhatian beralih ke kemungkinan jadwal Februari untuk tarif baru yang ditetapkan oleh Trump, kehati-hatian kemungkinan akan tetap ada di pasar karena setiap pembatasan perdagangan baru akan membawa implikasi negatif bagi pertumbuhan global, yang berpotensi mengangkat dolar kembali digdaya," jelas Ibrahim.


(Ilustrasi kurs rupiah terhadap dolar AS. Foto: MI/Susanto)
 

Program MBG jadi sorotan


Sementara itu, pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka telah melewati 100 hari pertama. Meski Presiden Prabowo menegaskan pemerintahannya tidak mengenal tradisi seratus hari, publik tetap menjadikan momen ini sebagai tolok ukur awal.

"Tradisi ini memberi kesempatan untuk mengevaluasi arah kebijakan, komitmen terhadap janji kampanye, dan efektivitas implementasi program," ucap Ibrahim.

Presiden Prabowo mengklaim pemerintahannya telah mencatatkan capaian positif. Salah satu program yang menjadi sorotan adalah Makan Bergizi Gratis (MBG).

Sejak diluncurkan 6 Januari 2025, program ini telah melayani 650 ribu anak di 31 provinsi. Pemerintah menargetkan 15 juta penerima pada akhir September 2025, dan seluruh anak Indonesia pada akhir tahun yang sama.

Dengan anggaran mencapai Rp71 triliun, MBG menunjukkan skala ambisius yang mampu menarik simpati publik. Selain MBG, kebijakan penghapusan utang UMKM senilai Rp2,4 triliun untuk 67 ribu pelaku usaha juga menuai pujian. Meski begitu, angka ini hanya menyentuh sebagian kecil dari total 65 juta UMKM di Indonesia.

Di sisi lain, pemerintah membatasi kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12 persen hanya untuk barang dan jasa mewah senilai minimal Rp30 miliar, disertai insentif pajak senilai Rp265,6 triliun. Langkah ini dianggap berani dan pro-rakyat, meskipun tidak lepas dari tantangan fiskal.

Namun, ada kritik tajam terhadap pelaksanaan program-program tersebut. Program MBG, misalnya, dinilai terlalu sentralistik dan kurang melibatkan pemerintah daerah.

"Akibatnya, dampaknya terhadap penguatan kapasitas lokal menjadi minim. Hal ini menunjukkan program populis tanpa tata kelola yang matang hanya akan menjadi sekadar pencitraan politik jangka pendek," terang Ibrahim.

Melihat berbagai perkembangan tersebut Ibrahim memprediksi rupiah pada perdagangan Kamis depan, karena hari libur dan cuti bersama, akan bergerak secara fluktuatif dan kemungkinan besar akan menguat.

"Untuk perdagangan Kamis depan, mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup menguat di rentang Rp16.110 per USD hingga Rp16.180 per USD," jelas Ibrahim.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)