Tren Bullish Emas Menguat di Tengah Ekspektasi Pemangkasan Suku Bunga Fed

Ilustrasi. Foto: Freepik.

Tren Bullish Emas Menguat di Tengah Ekspektasi Pemangkasan Suku Bunga Fed

Husen Miftahudin • 10 November 2025 11:13

Jakarta: Harga emas dunia (XAUUSD) kembali menunjukkan penguatan pada awal pekan ini setelah mencatat pergerakan positif selama sesi perdagangan Amerika Utara pada Jumat minggu lalu, 7 November 2025. Pada penutupan akhir pekan, harga emas bergerak naik sebesar 0,64 persen, sementara penutupan sebagian operasi pemerintahan AS serta sentimen penghindaran risiko menekan pasar ekuitas dan memicu minat terhadap aset safe haven.

Emas sempat menyentuh level terendah di USD3.974 namun kembali menguat dan ditutup di kisaran USD4.002. Pada sesi Asia Senin, 10 November 2025 pagi, harga berlanjut menguat dan diperdagangkan di sekitar USD4.050, mencerminkan sentimen positif lanjutan dari pasar global. Kecenderungan bullish pada emas semakin menguat, ditopang oleh meningkatnya ketidakpastian ekonomi AS dan ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh The Federal Reserve.

Menurut analis Dupoin Futures Indonesia Andy Nugraha, sinyal teknikal saat ini memperlihatkan dominasi pola bullish yang signifikan. Kombinasi candlestick harian serta posisi Moving Average menunjukkan tren kenaikan masih terjaga.

"Selama harga masih bertahan di atas zona support psikologisnya, peluang penguatan lanjutan sangat terbuka," ujar Andy dikutip dari analisis hariannya, Senin, 10 November 2025.

Secara teknikal, proyeksi pergerakan harga emas hari ini, jika dorongan bullish terus berlanjut, maka emas berpotensi menguji dan menembus level resistance di USD4.083. Namun apabila terjadi koreksi akibat pengambilan keuntungan jangka pendek, maka area USD3.989 menjadi support terdekat yang perlu diperhatikan.
 

Baca juga: Begini Proyeksi Harga Emas Pekan Depan, Beli atau Jual?


(Ilustrasi pergerakan harga emas. Foto: dok Bappebti)
 

Peluang Fed pangkas suku bunga


Dari sisi fundamental, penguatan harga emas juga didorong oleh pelemahan data ketenagakerjaan AS. Laporan pemutusan hubungan kerja dari Challenger menunjukkan lebih dari 150 ribu PHK pada Oktober, menjadi yang tertinggi dalam dua dekade terakhir. Data tersebut memberikan indikasi pasar tenaga kerja AS mulai melemah, sehingga meningkatkan peluang The Federal Reserve untuk menurunkan suku bunga.

Saat ini, pelaku pasar memperkirakan kemungkinan pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin pada Desember mencapai sekitar 66 persen, berdasarkan data CME FedWatch. Ekspektasi suku bunga yang lebih rendah membuat biaya peluang memegang emas yang tidak memberikan bunga menjadi lebih menarik, sehingga menopang harganya.

Selain itu, Sentimen Konsumen AS yang dirilis oleh University of Michigan juga mencatat penurunan ke level 50,3, menjadi yang terlemah sejak Juni 2022. Hal ini menambah kekhawatiran terkait prospek ekonomi AS ke depan. Meski demikian, kabar penutupan pemerintah AS kemungkinan segera berakhir dapat memberikan tekanan terbatas pada emas sebagai aset safe haven.

Dalam pandangan Andy, selama ketidakpastian global masih tinggi dan arah kebijakan moneter AS belum jelas, emas cenderung mempertahankan momentum penguatannya.

"Pasar masih sensitif terhadap data ekonomi AS dan arah kebijakan The Fed. Selama belum ada tanda perubahan sikap hawkish, emas berpotensi tetap berada dalam lintasan bullish," tutup dia.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Husen Miftahudin)