Ilustrasi rupiah. Foto: MI/Tri.
Jakarta: Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan hari ini ditutup turun. Investor masih menanti keputusan dari The Fed.
Pada akhir perdagangan Rabu, 12 Juni 2024, laju rupiah melemah 4 poin atau 0,02 persen menjadi Rp16.295 per USD dari sebelumnya sebesar Rp16.291 per USD. Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Rabu merosot ke level Rp16.297 per USD dari sebelumnya sebesar Rp16.295 per USD.
Mata uang garuda tertekan setelah The Fed kemungkinan akan mempertahankan suku bunganya pada minggu ini namun dapat mengurangi jumlah pemotongan yang telah direncanakan untuk tahun ini.
Terhentinya kemajuan terhadap inflasi dan kuatnya pasar tenaga kerja telah mendorong banyak analis memperkirakan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) yang menetapkan suku bunga tidak akan menurunkan suku bunga dari level tertingginya dalam 23 tahun terakhir, paling lambat sebelum September.
Pemotongan suku bunga yang dimulai pada September kemungkinan akan meningkatkan kesenjangan antara The Fed dan Bank Sentral Eropa (ECB), yang mulai menurunkan suku bunga kebijakan moneternya pada minggu lalu.
"Data yang dirilis sejak pertemuan terakhir menunjukkan ancaman percepatan kembali harga akibat aktivitas ekonomi yang kuat telah sedikit berkurang,” tulis Ekonom Wells Fargo dalam catatannya baru-baru ini kepada kliennya, dilansir Channel News Asia, Rabu, 12 Juni 2024.
Wells Fargo memiliki ekspektasi universal FOMC akan mempertahankan kisaran target suku bunga federal fund tidak berubah pada 5,25-5,50 persen pada akhir pertemuan kebijakan pada 12 Juni.
Optimisme pelaku pasar
Optimisme pelaku pasar atas penurunan suku bunga di September terus tergerus oleh data-data ekonomi dan tenaga kerja AS yang terus menguat, adapun untuk suku bunga yang akan diputuskan besok kemungkinan The Fed akan menahan suku bunga tetap di 5,50 persen.
Sementara dari domestik, ada peningkatan permintaan valas untuk dividen dan impor serta pembayaran utang luar negeri pemerintah.