Rupiah Pagi Ini Turun 16 Poin ke Level Rp15.714/USD

Ilustrasi. Foto: MI/Pius Erlangga

Rupiah Pagi Ini Turun 16 Poin ke Level Rp15.714/USD

Husen Miftahudin • 1 November 2024 10:28

Jakarta: Nilai tukar (kurs) rupiah pada pembukaan perdagangan menjelang akhir pekan ini mengalami pelemahan, setelah sempat menguat tipis kemarin.

Mengutip data Bloomberg, Jumat, 1 November 2024, rupiah hingga pukul 10.00 WIB berada di level Rp15.714 per USD. Mata uang Garuda tersebut turun 16 poin atau setara 0,10 persen dari Rp15.698 per USD pada penutupan perdagangan hari sebelumnya.

Analis pasar uang Ibrahim Assuaibi mengatakan, pertumbuhan penggajian swasta AS melonjak pada Oktober, mengatasi kekhawatiran gangguan sementara akibat badai dan pemogokan, menurut Laporan Ketenagakerjaan Nasional ADP.

Sementara itu, data terpisah menunjukkan ekonomi AS tumbuh pada tingkat tahunan sebesar 2,8 persen pada kuartal ketiga, sedikit lebih rendah dari 3,0 persen yang diharapkan oleh para ekonom. 

Indikator AS yang beragam, menunjukkan pasar kerja AS yang longgar tetapi konsumen yang percaya diri, memberikan sedikit kejelasan tentang prospek suku bunga Federal Reserve, yang memungkinkan dolar AS melayang lebih rendah dengan imbal hasil Treasury. 

Namun baru-baru ini, pembacaan ekonomi telah menunjukkan pasar kerja dan ekonomi yang tangguh, memacu para pedagang untuk mengurangi taruhan mereka pada pemotongan suku bunga.

Baik dolar maupun imbal hasil obligasi AS juga telah didukung dalam beberapa hari terakhir oleh meningkatnya spekulasi di pasar dan pada beberapa platform taruhan tentang kemenangan dalam pemilihan presiden 5 November untuk kandidat Republik Donald Trump, yang kebijakan tarif dan imigrasinya dianggap inflasi, dan yang menentang Demokrat Kamala Harris.
 

Baca juga: Rupiah Menguat Setelah Ekonomi AS Dibawah Ekspetasi
 

Target pertumbuhan ekonomi Prabowo ketinggian


Menurut Ibrahim, gonjang-ganjing tentang pertumbuhan ekonomi era Prabowo-Gibran sebesar delapan persen, membuat polemik di pasar. Karena IMF sendiri hanya memasang target pertumbuhan ekonomi periode Prabowo-Gibran hanya di 5,2 persen.

"Apalagi saat ini tensi geopolitik begitu dominan serta melambatnya ekonomi Tiongkok," ungkap Ibrahim.

Namun pemerintah sendiri merasa optimis, dengan angka tersebut membuat Kabinet Merah Putih bekerja keras agar bisa mencapai target tersebut dan bukan hal yang mustahil untuk dicapai.

"Kalau kita lihat kebelakang, Indonesia pernah mencapai pertumbuhan ekonomi di angka delapan persen. Pada 1995 bahkan pertumbuhan ekonomi RI mencapai 8,2 persen," terang dia.


(Ilustrasi rupiah. Foto: Medcom.id/Husen)

Agar bisa mencapai pertumbuhan ekonomi di level delapan persen, jelas Ibrahim, Indonesia bisa belajar dari berbagai capaian dan situasi perkembangan perekonomian dunia yang hari ini belum kembali normal masih terdapat dampak dari long covid-19.

Pertumbuhan ekonomi dunia belum kembali seperti era sebelum covid-19, sekarang masih rata-rata di angka tiga persen.

"Untuk itu, pemerintah harus menggali potensi sumber ekonomi baru, seperti, adaptasi teknologi dan inovasi agar RI bisa lolos dari jebakan middle income trap. Dan bisa mencapai pendapatan di atas pendapatan menengah," kata Ibrahim.

Melihat berbagai perkembangan tersebut, Ibrahim memprediksi rupiah pada perdagangan hari ini akan bergerak secara fluktuatif dan kemungkinan besar akan ditutup melemah.

"Untuk perdagangan hari ini, mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp15.680 per USD hingga Rp15.740 per USD," tutup Ibrahim.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)