NU Bakal Panggil Kadernya yang Temui Presiden Israel, Legislator: Tepat

Sebanyak lima Nahdliyin bertemu Presiden Israel Isaac Herzog. Dok. Istimewa.

NU Bakal Panggil Kadernya yang Temui Presiden Israel, Legislator: Tepat

Fachri Audhia Hafiez • 17 July 2024 11:35

Jakarta: Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) berencana memberikan pembinaan kepada lima kadernya yang bertemu Presiden Israel, Isaac Herzog. Langkah itu dinilai tepat.

"Sudah tepat rencana PBNU memanggil mereka untuk mendapatkan pembinaan, meski mereka berangkat ke sana atas nama pribadi-pribadi," kata Anggota Komisi VIII DPR, Luqman Hakim, melalui keterangan tertulis, Rabu, 17 Juli 2024.

Perbuatan kelima orang tersebut dipandang tak elok. Pertemuan tersebut juga dianggap telah melukai perasaan masyarakat, apalagi di tengah kondisi militer Israel menggempur Palestina.

"Saya tidak tahu apa tujuan mereka (warga NU) berlima pergi ke Israel. Tetapi pertemuan mereka dengan Presiden Israel menurut saya tidaklah elok," ucap Luqman.

Politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu mengatakan pertemuan itu tak bermanfaat. Kelima kader NU itu disebut hanya mencari publisitas tetapi melukai masyarakat luas.

"Karena menurut saya, pertemuan mereka dengan Presiden Israel sama sekali tidak ada manfaat bagi Palestina, bagi Indonesia dan bagi NU itu sendiri. Yang mereka peroleh hanyalah publisitas dan sensasi sesaat, yang celakanya menimbulkan luka bagi masyarakat luas," ujar Luqman.

Baca: 

PBNU Minta Maaf atas Pertemuan Tokoh Nahdliyin dengan Presiden Israel


Ketua Umum PBNU), KH Yahya Cholil Staquf, telah menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat luas buntut pertemuan lima nahdliyin dengan Presiden Israel, Isaac Herzog. Hal ini disampaikan Gus Yahya, sapaan KH Yahya Cholil Staquf, dalam konferensi pers di Kantor PBNU, Jakarta.

"Saya mohon maaf kepada masyarakat luas, ada warga dari kalangan NU yang pergi ke Israel. Saya merasakan hal ini tidak patut dalam konteks suasana yang ada saat ini," kata Gus Yahya, Selasa, 16 Juli 2024.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Lukman Diah Sari)