Harga Emas Dunia Mulai 'Istirahat', Tapi Masih Berpeluang Rebound

Emas batangan. Foto: en.trend.az

Harga Emas Dunia Mulai 'Istirahat', Tapi Masih Berpeluang Rebound

Husen Miftahudin • 8 May 2025 10:25

Jakarta: Harga emas dunia (XAU/USD) mengalami penurunan tajam lebih dari dua persen pada perdagangan Rabu, 7 Mei 2025, sempat menyentuh level tertinggi harian di USD3.438 sebelum akhirnya ditutup melemah di USD3.371.

Tekanan ini terjadi usai keputusan Federal Reserve (The Fed) untuk mempertahankan suku bunga acuan di kisaran 4,25 persen sampai 4,50 persen. Meski begitu, pada Kamis pagi, 8 Mei 2025, harga emas menunjukkan tanda-tanda pemulihan dengan rebound ke level USD3.397 di sesi Asia.

"Tekanan jual tersebut bersifat sementara karena secara fundamental, prospek jangka panjang emas masih positif. Secara teknikal, pola candlestick yang terbentuk yang didukung oleh indikator Moving Average masih menunjukan dominasi tren bullish," ungkap analis pasar dari Dupoin Futures Indonesia Andy Nugraha, dikutip dari analisis hariannya, Kamis, 8 Mei 2025.

"Target penguatan jangka pendek diperkirakan berada di kisaran USD3.437. Namun, jika terjadi pembalikan arah (reversal), level support terdekat berada di sekitar USD3.363," tambah dia.

Dalam keputusan terbarunya, The Fed kembali menahan suku bunga untuk ketiga kalinya berturut-turut pada 2025. Ketua The Fed Jerome Powell menyebutkan kebijakan saat ini dianggap sesuai dengan kondisi ekonomi terkini.

Ia juga menegaskan The Fed tetap fleksibel dan siap merespons perubahan signifikan, meskipun belum memberikan sinyal jelas terkait arah kebijakan selanjutnya apakah lebih fokus pada pengendalian inflasi atau stabilitas tenaga kerja.

"Ketidakpastian ini mendorong pelaku pasar untuk kembali melirik emas sebagai aset safe haven," sebut Andy.
 

Baca juga: Lagi Asyik Menanjak, Harga Emas Dunia Tergelincir di Tengah Meredanya AS-Tiongkok


(Ilustrasi pergerakan harga emas. Foto: dok Bappebti)
 

Ketegangan perdagangan AS-Tiongkok mereda


Faktor eksternal lainnya yang memengaruhi harga emas adalah perkembangan hubungan dagang antara Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok. Rencana pertemuan antara Menteri Keuangan AS Scott Bessent dan Wakil Perdana Menteri Tiongkok He Lifeng di Swiss menurunkan kekhawatiran pasar terhadap ketegangan perdagangan.

"Namun, dampaknya terhadap harga emas diperkirakan hanya bersifat jangka pendek karena pasar tetap mencermati risiko geopolitik global," kata Andy.

Andy menambahkan, permintaan emas oleh bank sentral global serta konflik geopolitik yang masih berlangsung seperti antara Rusia-Ukraina, Israel-Hamas, dan India-Pakistan menjadi faktor utama yang menopang prospek penguatan harga emas ke depan. Situasi ini memperkuat daya tarik emas sebagai aset lindung nilai di tengah ketidakpastian kebijakan moneter dan perlambatan pertumbuhan ekonomi global.

"Dengan pasar yang masih sensitif terhadap arah kebijakan The Fed, harga emas saat ini menghadirkan peluang menarik sekaligus tantangan. Selama mampu menembus level resistance di USD3.437, emas berpeluang melanjutkan penguatan lebih lanjut," papar Andy menjelaskan.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)