Bitcoin Meroket ke Rp1,6 Miliar Pascarilis Data Inflasi AS 2024

Ilustrasi. Foto: Freepik.

Bitcoin Meroket ke Rp1,6 Miliar Pascarilis Data Inflasi AS 2024

Husen Miftahudin • 18 January 2025 10:33

Jakarta: Harga bitcoin (BTC) melonjak signifikan setelah rilis data Indeks Harga Konsumen/Consumer Price Index (CPI) Amerika Serikat (AS) untuk Desember 2024. Inflasi tahunan tercatat di angka 2,9 persen, sesuai dengan ekspektasi pasar. Hal ini mendorong nilai bitcoin melampaui USD102 ribu atau setara dengan Rp1,6 miliar lebih.

Kenaikan ini juga diikuti oleh aset kripto lainnya saat pengumuman CPI, seperti ethereum (ETH) yang mencapai Rp54 juta, XRP di Rp50 ribu, SOL di Rp3,2 juta, dan XLM di Rp7.000. Mayoritas aset kripto lainnya turut mengalami tren kenaikan, memperkuat optimisme pasar.

"Kita melihat pola yang sama ketika inflasi mulai stabil dan kebijakan moneter cenderung melunak, bitcoin mendapatkan momentum kenaikan," ungkap CEO Indodax Oscar Darmawan dikutip dari keterangan tertulis, Sabtu, 18 Januari 2025.

Adapun kapitalisasi pasar bitcoin kini berada di angka USD3,7 triliun, dengan total volume perdagangan mencapai USD183 miliar. Sebagai perbandingan, pada bulan sebelumnya, CPI tercatat sebesar 2,7 persen, di mana harga bitcoin saat itu berada di kisaran USD90 ribu, naik dari sebelumnya USD87 ribu.

Meski kenaikan CPI Desember sedikit lebih tinggi dari angka bulan lalu, jelas Oscar, hal ini tidak menunjukkan tanda-tanda inflasi yang memburuk.

Sebagai catatan tambahan, CPI inti, yang tidak memperhitungkan harga makanan dan energi, hanya meningkat 0,2 persen, lebih rendah dibandingkan perkiraan awal sebesar 0,3 persen.

Data ini memberikan sinyal positif dimana tekanan inflasi tetap terkendali. Dengan inflasi yang moderat, ada potensi bagi Federal Reserve untuk mempertimbangkan pelonggaran kebijakan suku bunga dalam beberapa bulan mendatang, yang bisa semakin mendorong sentimen positif di pasar keuangan.

Optimisme ini juga tercermin dalam Fear and Greed Index pasar kripto, yang berada di angka 75 dari 100. Angka ini menunjukkan dominasi sentimen 'greed' atau optimisme yang kuat di kalangan investor. Jika tren ini terus berlanjut, tidak menutup kemungkinan bitcoin akan terus melanjutkan level psikologis di atas USD102 ribu dalam waktu dekat.
 

Baca juga: Ini Perbedaan Uang Digital dengan Bitcoin
 

Bitcoin jadi aset lindung nilai


Oscar menilai lonjakan harga bitcoin ini mencerminkan semakin kuatnya kepercayaan investor terhadap bitcoin sebagai aset lindung nilai. "Dengan target inflasi The Fed berada di angka dua persen, hampir tidak ada peluang pemotongan suku bunga di akhir bulan nanti," sebut dia.

Menurut Oscar, keputusan The Fed akan sangat berpengaruh terhadap pergerakan bitcoin dan aset kripto lainnya. Pasalnya, pasar sangat sensitif terhadap kebijakan moneter.

"Jika The Fed memberi sinyal akan menurunkan suku bunga, maka likuiditas akan meningkat, dan bitcoin bisa menjadi salah satu aset yang paling diuntungkan," jelasnya.

Selain itu, data Producer Price Index (PPI) yang akan dirilis pada 24 Januari 2025 diharapkan memberikan sinyal tambahan terkait tekanan inflasi yang mulai mereda. Oscar menilai faktor ini akan memperkuat sentimen bullish bagi bitcoin.

"Investor institusional kini lebih percaya diri dalam memasukkan bitcoin ke dalam portofolio mereka. Ketika inflasi dan kebijakan moneter mulai stabil, permintaan terhadap aset kripto cenderung meningkat," tambah dia.


(Ilustrasi. Foto: dok KBI)

Oscar menegaskan regulasi global juga menjadi faktor penting dalam pergerakan bitcoin. "Dengan semakin banyaknya negara yang mulai menerima bitcoin sebagai instrumen investasi sah, kita akan melihat peningkatan adopsi dari institusi besar. Hal ini bisa menjadi pendorong utama bagi harga bitcoin dalam jangka panjang," ucap dia.

Meski optimis, ia juga mengingatkan investor untuk tetap berhati-hati terhadap volatilitas pasar. "Bitcoin memiliki fundamental yang kuat, tetapi kita tetap harus memperhitungkan faktor eksternal seperti kebijakan ekonomi global dan pergerakan pasar tradisional," tambahnya.

Oscar percaya 2025 akan menjadi tahun penting bagi bitcoin dan ekosistem kripto secara keseluruhan. Dengan kombinasi regulasi yang lebih jelas, adopsi institusional, dan momentum pasar, bitcoin akan mencapai level yang lebih tinggi.

"Namun, seperti biasa, investor harus tetap melakukan riset mendalam dan memahami risiko yang ada," tegas Oscar.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)