Tarif Trump Bikin Dolar AS 'Gencet' 6 Mata Uang Utama Dunia

Dolar AS dan Euro. Foto: Xinhua/Zheng Huansong.

Tarif Trump Bikin Dolar AS 'Gencet' 6 Mata Uang Utama Dunia

Husen Miftahudin • 15 July 2025 08:08

New York: Dolar Amerika Serikat (AS) meroket mendekati level tertinggi dalam tiga minggu terakhir terhadap enam mata uang utama dunia pada perdagangan Senin waktu setempat (Selasa WIB), karena para pedagang mencerna tarif impor yang diumumkan Presiden AS Donald Trump.
 
Mengutip Xinhua, Selasa, 15 Juli 2025, indeks dolar, yang mengukur nilai tukar greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, naik 0,23 persen menjadi 98,080.
 
Pada akhir perdagangan New York, euro turun menjadi USD1,1670 dari USD1,1689 pada sesi sebelumnya. Sementara pound Inggris turun menjadi USD1,3428 dari USD1,3509 dolar pada sesi sebelumnya.
 
Dolar AS dibeli 147,76 yen Jepang, lebih tinggi dari 147,45 yen Jepang pada sesi sebelumnya. Dolar AS juga menguat menjadi 0,7979 franc Swiss dari 0,7972 franc Swiss.
 
Mata uang Negeri Paman Sam itu juga naik menjadi 1,3700 dolar Kanada dari 1,3675 dolar Kanada. Dolar AS turut menguat menjadi 9,6099 kronor Swedia dari 9,5577 kronor Swedia.
 

Baca juga: Euro Ambruk setelah Trump Patok Tarif 30% untuk Uni Eropa


(Dolar AS. Foto: Freepik)
 

Menanti rilis data inflasi AS

 
Di sisi lain, penguatan dolar AS juga dipengaruhi oleh sikap para pedagang yang menunggu rilis data inflasi AS yang dapat memberikan petunjuk tentang arah kebijakan moneter bank sentral AS, Federal Reserve (Fed).
 
Mata uang AS juga menguat karena imbal hasil Treasury yang tinggi, dengan investor mempertimbangkan potensi keluarnya Jerome Powell dari Federal Reserve saat Presiden Trump melanjutkan kritiknya terhadap ketua bank sentral tersebut.
 
Ketua Fed Jerome Powell memperkirakan inflasi AS akan meningkat pada musim panas ini sebagai akibat dari tarif, yang diperkirakan membuat bank sentral AS menahan kebijakannya hingga akhir tahun.
 
Para ekonom yang disurvei memperkirakan inflasi umum akan meningkat menjadi 2,7 persen secara tahunan, naik dari 2,4 persen pada bulan sebelumnya. Inflasi inti diperkirakan akan naik menjadi 3,0 persen, dari 2,8 persen.
 
Pada Senin, Trump memperbarui serangannya terhadap Powell, dengan mengatakan suku bunga seharusnya berada pada satu persen atau lebih rendah, bukan pada kisaran 4,25 persen hingga 4,50 persen yang telah dipertahankan Fed pada suku bunga acuannya tahun ini.
 
Pedagang berjangka dana Fed telah memperkirakan pemotongan suku bunga sebesar 50 basis poin pada akhir tahun, dengan pemotongan pertama diperkirakan terjadi pada September.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)