Indonesia Berkolaborasi Menjaga Pertumbuhan Menuju Masa Depan Rendah Emisi

Indonesia berkolaborasi menjaga pertumbuhan menuju masa depan rendah emisi. Foto: ICCS.

Indonesia Berkolaborasi Menjaga Pertumbuhan Menuju Masa Depan Rendah Emisi

Ade Hapsari Lestarini • 25 August 2023 16:24

Jakarta: Indonesia memiliki sumber daya alam yang melimpah, termasuk sumber daya karbon, yang menjadi potensi besar untuk penerapan teknologi Carbon Capture Storage (CCS).

Indonesia diberkati dengan lokasi geografis dan geologi yang bagus secara strategis berada di kawasan Asia Pasifik, dengan pertumbuhan ekonomi dunia diproyeksikan akan semakin cepat dalam beberapa dekade mendatang.

Indonesia secara geologis kaya akan akuifer asin (saline aquifer), cocok untuk penyimpanan CO2-dengan kapasitas 80 hingga 100 Giga Ton.

CCS adalah teknologi yang terbukti dapat memungkinkan beberapa sektor dengan emisi tertinggi mengurangi emisinya, seperti industri manufaktur, pembangkit listrik, penyulingan, petrokimia, baja, dan semen serta sangat menjanjikan dalam upaya mitigasi perubahan iklim. Sehingga secara signifikan dapat mengurangi jumlah karbon dioksida yang masuk ke atmosfer, membantu mengurangi efek pemanasan global dan mengarahkan Indonesia menuju visi berwawasan hijau.

"Visi kita menjadikan Indonesia sebagai pelopor, pemimpin CCS Hub di kawasan. Kita terus berkolaborasi, sebagai katalisator, menyuarakan dan mendorong percepatan penerapan CCS di Indonesia," jelas Executive Director Indonesia CCS Center (ICCSC) Belladonna Troxylon Maulianda, dalam keterangan tertulis, Jumat, 25 Agustus 2023.

Namun, penerapan CCS di Indonesia juga menghadapi sejumlah tantangan, antara lain berupa tata kelola dan regulasi, kerja sama komersial, fiskal yang atraktif dan bersaing, transportasi karbon, teknologi berskala industri, serta pengembangan CCS Hub di Indonesia, yang menghubungkan berbagai sumber emisi ke lokasi injeksi di Indonesia.

Baca juga: Menkeu Beberkan Upaya Hadapi Dampak Perubahan Iklim

Kolaborasi dan komitmen aksi yang kuat dari Pemerintah Indonesia, lembaga akademik, sektor swasta dan masyarakat, berperan penting mendorong penerapan CCS di Indonesia. Dari sektor industri, PT Pertamina (Persero) dan ExxonMobil menyambut prakarsa kolaborasi ini dengan
terus berfokus pada pengembangan solusi inovatif menuju masa depan rendah emisi.

Pertamina antusias dalam pengembangan program CCS Hub, karena hal ini tidak hanya sejalan dengan komitmen kami menuju Net Zero Emission (NZE) dan dekarbonisasi, tapi juga dalam rangka mendukung program Pemerintah.

"Salah satu peran aktif Pertamina dalam melakukan implementasi secara aktual terhadap Studi CCS/CCUS telah dibuktikan di Lapangan Jatibarang yang merupakan wilayah kerja Pertamina EP Cirebon Jawa Barat. Teknologi Enhanced Oil Recovery (EOR) dengan menggunakan CO2 di lapangan Jatibarang telah menunjukkan indikasi positif dari reservoir terhadap injeksi CO2 dengan metode Huff and Puff. Sistem ini telah dilakukan pada dua sumur di Lapangan Jatibarang pada Oktober dan Desember 2022. Selanjutnya, akan dilakukan pilot interference wells untuk CO2 flooding dan full field scale CO2 EOR," jelas Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati.

President ExxonMobil Indonesia Carole Gall mengatakan dari sektor swasta, ExxonMobil terus mengkaji potensi CCS Hub di Indonesia. Dengan kolaborasi yang baik, Indonesia berpotensi besar menjadi ujung tombak pertumbuhan industri rendah karbon di kawasan.

"Hal ini memungkinkan Indonesia menjaga pertumbuhan ekonomi sambil menjawab tantangan perubahan iklim," kata Carole Gall.

Selaras dengan upaya kolaborasi tersebut, ICCSC memprakarsai penyelenggaraan Forum bertajuk International and Indonesia CCS Forum 2023, pada 11-12 September 2023, di Hotel Mulia Jakarta. Forum kali ini mengangkat tema "Pioneering The Energy Landscape Decarbonization Future: Harnessing The Power of CCS Globally for A Cleaner Future and Economic Growth."

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Ade Hapsari Lestarini)