Suku Bunga. Foto: Unsplash.
New York: Pejabat dari tiga bank sentral utama dunia memberi isyarat akan menurunkan suku bunga dalam beberapa bulan mendatang.
Hal ini menandai awal dari berakhirnya era biaya pinjaman yang tinggi setelah perekonomian global terlepas dari cengkeraman inflasi tinggi pasca-Covid
Gubernur Bank Sentral Finlandia Olli Rehn, Gubernur Bank Sentral Latvia Martins Kazaks, Gubernur Bank Sentral Kroasia Boris Vujcic dan Gubernur Sentral Bank Portugal Mario Centeno mengindikasikan akan mendukung penurunan suku bunga lagi bulan depan, setelah penurunan penting pada Juni.
Rehn menggambarkan proses disinflasi di kawasan euro sebagai sesuai rencana seraya memperingatkan bahwa prospek pertumbuhan di Eropa, terutama manufaktur, agak lemah.
"Hal ini memperkuat kemungkinan penurunan suku bunga pada September,” tegas dia dikutip dari
Business Times, Sabtu, 24 Agustus 2024.
Centeno menyebut keputusan untuk melakukan pelonggaran lagi suku bunga dalam waktu kurang dari tiga minggu sangat mudah dengan melihat data inflasi dan pertumbuhan.
Para pengambil kebijakan di kawasan Euro kini tampak lebih khawatir terhadap pertumbuhan ekonomi yang semakin terpuruk. Hal ini juga menandakan kekhawatiran atas melemahnya pasar tenaga kerja dan berkurangnya inflasi.
Di antara para pejabat Bank Sentral Eropa (ECB), terdapat konsensus mengenai dua pemotongan lagi pada tahun ini, termasuk tindakan pada bulan September, selama inflasi tetap sejalan dengan proyeksi bank, yang memperkirakan inflasi akan turun ke target 2 persen pada paruh kedua tahun ini.
bank sentral inggris terbuka penurunan suku bunga
Sementara itu, Gubernur Bank of England Andrew Bailey mengisyaratkan keterbukaan terhadap penurunan suku bunga setelah penurunan suku bunga pinjaman acuannya sebesar seperempat poin pada awal bulan ini menjadi 5 persen.
Di tempat lain, bank sentral di Kanada, Selandia Baru, dan Tiongkok juga melakukan pelonggaran. Pengecualian terbesar adalah Jepang, di mana para pejabatnya telah memulai siklus pengetatan pertama mereka dalam 17 tahun.
Ketua The Fed Jerome Powell memberikan sedikit panduan dengan mengatakan waktu serta kecepatan penurunan suku bunga akan bergantung pada data yang masuk, prospek yang berkembang, dan keseimbangan risiko. Namun dia mengindikasikan The Fed akan mengambil lebih banyak sinyal dari pasar tenaga kerja dibandingkan dari inflasi.
Powell memberikan seruan penuh untuk mendukung pasar kerja. Dia mengutip kenaikan tingkat pengangguran baru-baru ini yang mencapai angka tertinggi dalam tiga tahun terakhir yaitu sebesar 4,3 persen, dan menyebut pendinginan di pasar tenaga kerja akan menjadi indikator utama.
“Kami akan melakukan segala yang kami bisa untuk mendukung pasar tenaga kerja yang kuat seiring dengan kemajuan kami menuju stabilitas harga,” katanya.
Penelitian yang dipresentasikan pada konferensi Jackson Hole memperingatkan bahwa pasar tenaga kerja AS sedang mendekati titik kritis, dan para pembuat kebijakan mengambil risiko bahwa perlambatan tambahan dapat menyebabkan peningkatan pengangguran yang jauh lebih besar.
"Jika pengangguran melonjak lebih tinggi kita harus bergerak lebih besar,”kata Presiden Fed Atlanta Raphael Bostic pada hari Jumat.
data pengangguran dan inflasi
Pejabat Fed akan mendapatkan satu laporan ketenagakerjaan tambahan dan dua rilis inflasi sebelum pertemuan berikutnya.
Ekonom yang disurvei oleh Bloomberg memperkirakan pengangguran akan meningkat menjadi 4,4 persen pada akhir tahun ini, yang mungkin mendorong The Fed untuk melakukan pemotongan lebih cepat.
Pada pertemuan The Fed September, para pejabat juga akan mengeluarkan serangkaian proyeksi ekonomi baru dan menunjukkan antisipasi tingkat suku bunga kebijakan mereka pada akhir tahun hingga 2026.