Presiden Joko Widodo . Foto: Biro Pers Setpres.
Sri Utami • 13 June 2023 20:04
Jakarta: Politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Iskan Qolba Lubis menilai pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait potensi riak-riak yang akan menganggu Pemilu 2024 tidak bisa dipertanggungjawabkan. Pernyataan itu justru bisa menimbulkan kegaduhan.
"Ya wajar saja kalau kemudian publik menafsirkannya berbeda," ujar Iskan saat dihubungi, Selasa, 13 Juni 2023.
Kebiasaan Jokowi menggunakan bahasa simbol dinilai berbahaya. Sedangkan, Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD menegaskan tensi politik 2024 tak sepanas 2019.
"Orang kita ini kan sering menggunakan bahasa-bahasa simbol dan dengan pernyataan Pak Mahfud itu bagian dari upaya menenangkan publik," ujarnya.
Ia mengatakan Jokowi seharusnya tidak membuat pernyataan yang multitafsir di depan publik. Sebagai pucuk pimpinan pemerintahan, Jokowi turut bertanggung jawab menjaga situasi kondusif jelang Pemilu 2024.
"Jadi sekalian saja Mahfud jadi juru bicaranya," cetus dia.
Sebelumnya, Jokowi menekankan bakal tetap cawe-cawe atau ikut campur dalam pelaksanaan Pemilu 2024 demi keberlanutan kepemimpinan nasional. Ia berdalih cawe-cawe itu dibutuhkan untuk mengantisipasi riak-riak yang membahayakan negara.
"Masa (ada) riak-riak yang membahayakan bagi negara dan bangsa terus saya disuruh diam? Ya enggaklah," ucap Jokowi.