Transisi Energi Tak Selalu soal EBT

Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati. Foto: Medcom.id/Husen Miftahudin.

Transisi Energi Tak Selalu soal EBT

Media Indonesia • 6 September 2023 17:53

Jakarta: Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati menekankan peralihan untuk mencapai ekonomi hijau tak melulu soal pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT). Dia memandang hal yang paling utama ialah cara apa yang digunakan untuk melaksanakan transisi energi tersebut.

"Jadi peralihan itu tidak hanya terkait dengan energi baru dan terbarukan, melainkan dengan transisi energi secara bertahap. Karena tidak mungkin kita bisa langsung melompat dari energi fosil ke EBT," ujar Nicke dalam sidang paripurna ASEAN Indo-Pasific Forum (AIPF) hari ke-2 bertajuk Green Infrastructure and Resilient Supply, Jakarta, Rabu, 6 September 2023.

Nicke mengatakan, transisi energi secara bertahap itu membutuhkan biaya yang cukup besar. Karenanya, salah satu yang telah disepakati dan harus segera diimplementasikan adalah melalui program Just Energy Transition Partnership (JETP). Program penggalangan dana itu bakal berperan besar dalam perjalanan transisi energi, utamanya di negara-negara ASEAN.

Dengan dukungan pendanaan yang mencukupi, kebutuhan untuk mengganti secara bertahap jenis-jenis energi fosil ke energi yang lebih ramah lingkungan dapat dieksekusi. Hal itu secara tak langsung juga dianggap akan mendukung ketahanan dan kemandirian energi nasional.

Baca juga: Kolaborasi Pemerintah dan Swasta Penting dalam Transisi Energi
 

Manfaatkan kelapa sawit


Indonesia, imbuh Nicke, dianugerahi kekayaan alam melimpah yang dapat dimanfaatkan pula untuk menciptakan energi yang lebih ramah lingkungan ketimbang fosil. Beragam sumber untuk menghasilkan bioenergi tersedia dan melimpah di Indonesia. Salah satunya ialah kelapa sawit.

Komoditas itu telah menjadi bahan dasar dari B35 yang dijalankan pemerintah. Melalui pemanfaatan B35 pula Indonesia berhasil mengurangi impor bahan bakar minyak, sekaligus mengurangi emisi karbon hingga 28 juta CO2.

"Selain itu kami juga mendorong biofuel. Bensin akan dicampur dengan etanol yang berasal dari tebu, singkong, hingga sorgum. Biofuel generasi kedua bahkan berasal dari limbah. Di generasi ketiga adalah bahan bakar penerbangan berkelanjutan melalui biofuel ini," jelas Nicke.

Dia meyakini pemanfaatan bioenergi sebagai pengalih energi fosil ke energi bersih merupakan cara paling efektif.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)