Ilustrasi. Foto: MI/Adam Dwi
Jakarta: Dolar Amerika Serikat masih stabil menguat sehingga menekan rupiah hingga akhir perdagangan Rabu sore.
Mengacu data Bloomberg, Rabu, 29 Mei 2024, rupiah melemah 70 poin atau 0,44 persen pada penutupan perdagangan hari ini menjadi Rp16.160 per USD.
Sementara berdasarkan data Yahoo Finance rupiah melemah 71 poin atau 0,44 persen menjadi Rp16.155 per USD pada sore ini. Adapun pada penutupan perdagangan kemarin rupiah berada di posisi Rp16.084 per USD.
Dolar masih bertahan menguat
Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan indeks dolar AS menguat pada perdagangan hari ini. Ada beberapa data ekonomi AS yang menjadi perhatian pelaku pasar.
Pertama, terkait dengan pandangan Departemen Keuangan AS melihat lemahnya permintaan untuk penjualan surat utang bertenor dua tahun dan lima tahun.
Hal ini terjadi setelah data menunjukkan kepercayaan konsumen AS secara tak terduga meningkat pada Mei setelah memburuk selama tiga bulan berturut-turut.
"Data ekonomi AS lebih baik dari perkiraan pada kuartal pertama dan sejauh ini tidak ada tanda-tanda penurunan besar di berbagai bidang seperti pasar tenaga kerja, yang ditunggu oleh beberapa pedagang sebelum mengambil pandangan yang lebih bearish terhadap greenback," jelas Ibrahim.
Lalu, kekhawatiran inflasi akan tetap berada di atas target The Fed untuk jangka waktu yang lebih lama juga memberikan beberapa dukungan untuk mata uang AS.
Data hari Selasa menunjukkan kekhawatiran terhadap inflasi masih ada dan banyak rumah tangga memperkirakan tingkat suku bunga yang lebih tinggi pada tahun depan.
Presiden Bank Sentral Federal Minneapolis Neel Kashkari mengatakan bank sentral AS harus menunggu kemajuan signifikan dalam inflasi sebelum memangkas suku bunga dan menambahkan bank sentral bahkan berpotensi menaikkan suku bunga jika inflasi gagal menurunkan lebih lanjut.
"Inflasi harga konsumen yang menunjukkan bahwa kenaikan harga kurang dari perkiraan pada April sempat meningkatkan harapan The Fed semakin dekat dengan penurunan suku bunga, namun para pejabat The Fed telah menekankan mereka ingin melihat kemajuan beberapa bulan lagi sebelum melakukan pelonggaran kebijakan," tutur dia.