Ilustrasi dolar AS. Foto: MI
Husen Miftahudin • 29 January 2025 08:50
New York: Dolar Amerika Serikat (AS) naik pada perdagangan Selasa waktu setempat (Rabu WIB), rebound setelah kerugian pada sesi sebelumnya akibat aksi jual saham-saham teknologi, di tengah meningkatnya kekhawatiran tentang perang dagang dan dampaknya terhadap pertumbuhan global.
Mengutip Investing.com, Rabu, 29 Januari 2025, indeks dolar, yang melacak greenback terhadap sekeranjang enam mata uang lainnya, diperdagangkan 0,5 persen lebih tinggi ke 107,725, tetapi masih sedikit lebih rendah dalam sepekan.
Dolar menguat dibantu oleh bangkitnya kembali kekhawatiran pertumbuhan global setelah Presiden AS Donald Trump mengulangi dorongannya untuk tarif universal yang lebih tinggi. Hal ini meningkatkan kekhawatiran tentang perang dagang dan dampaknya terhadap pertumbuhan global, sehingga memperkuat daya tarik safe haven dolar.
Menteri Keuangan AS Scott Bessent mendorong kenaikan tarif universal secara bertahap mulai dari 2,5 persen, dan berpotensi naik hingga 20 persen. Trump kemudian mengatakan dia menginginkan tarif yang jauh lebih besar dari 2,5 persen dan sedang mempertimbangkan bea masuk yang ditargetkan untuk produk-produk seperti baja, copper dan semikonduktor.
Sebelumnya dolar telah merosot pada perdagangan Senin di tengah aksi jual saham-saham teknologi karena pasar menimbang implikasi dari sebuah perusahaan rintisan asal Tiongkok, DeepSeek, yang meluncurkan model kecerdasan buatan sumber terbuka gratis.
Federal Reserve mengakhiri pertemuan penetapan kebijakan dua hari terakhirnya pada Rabu, dan secara luas diperkirakan akan mempertahankan suku bunga tidak berubah.
Baca juga: Dolar AS Terkapar Lagi |