Ilustrasi narkoba/Medcom.id
Siti Yona Hukmana • 14 September 2023 17:17
Jakarta: Direktur Tindak Pidana Narkoba Brigjen Mukti Juharsa menyebut gembong narkoba Fredy Pratama memiliki distributor di wilayah timur dan barat Indonesia. Kedua kaki tangan itu bertugas menerima narkoba dari Fredy dan mengedarkannya di wilayah masing-masing.
Mukti menjelaskan peredaran narkoba untuk wilayah timur dilakukan Fredy di Kalimantan. Sedangkan, untuk wilayah barat dilakukan melalui jalur Sumatra. Sementara itu, Fredy bertugas menyuplai dan mengendalikan siklus peredaran narkoba di Indonesia dari negara Taiwan.
"Dia larinya ke Taiwan tahun 2009, dia mengendalikan dari Taiwan. Memasukkan barang-barang haram melalui Kalimantan untuk wilayah Timur, di bagian Barat itu Sumatra," kata Mukti saat dikonfirmasi, Kamis, 14 September 2022.
Mukti mengatakan penerima barang haram atau distributor Fredy di Kalimantan dan Sulawesi berinisial W. Sedangkan, distributor Fredy di Sumatra dan Jawa berinisial K.
Mukti menyebut seluruh teknis proses penyaluran barang haram tersebut, dilakukan Fredy bersama para distributornya melalui saluran aplikasi khusus seperti BBM Enterprise, Threema, dan Wire. Penggunaan saluran khusus ini membuat petugas sulit membongkar sindikat Fredy di Indonesia.
"Dia menggunakan Blackberry Messenger Enterprise yang sulit dilacak, jadi kita kumpulkan semua modus operandi dari BBM baru kita kaji ulang," tuturnya.
Total 884 tersangka peredaran gelap narkoba jaringan Fredy Pratama ditangkap dari 2020-2023. Penangkapan berbekal 408 laporan polisi (lp) yang masuk di Bareskrim Polri dan polda jajaran.
Total 10,2 ton sabu disita. Polisi menaksir 52 juta jiwa bisa diselamatkan dari penangkapan sindikat Fredy Pratama sejak 2020-2023. Apabila 1 gram sabu dipakai oleh 5 orang.
Berdasarkan barang bukti, sosok Fredy Pratama disebut masuk sebagai salah satu sindikat penyalur narkotika terbesar di Indonesia. Dari hasil analisa Direktorat Tindak Pidana Narkoba didapati bahwa mayoritas narkoba di Indonesia terafiliasi dengan jaringan Fredy.
Setiap bulannya, sindikat Fredy mampu menyelundupkan sabu dan ekstasi ke Indonesia dengan jumlah mulai dari 100 kilo sampai 500 kilo. Dengan modus operandi menyamarkan sabu kedalam kemasan teh.
Kini, Fredy Pratama alias Miming alias Cassanova tengah diburu. Bandar yang menjadi buron Bareskrim Polri sejak 2014 ini diketahui tengah berada di luar negeri.