Jejak Kurir Narkoba dari Gang Panus Depok

Ilustrasi penangkapan. Medcom. id

Jejak Kurir Narkoba dari Gang Panus Depok

M Rodhi Aulia • 27 May 2025 11:17

Jakarta: Di balik hiruk-pikuk Kota Depok yang tampak biasa saja siang itu, sebuah operasi senyap sedang berlangsung. Senin, 26 Mei 2025, matahari belum lagi tergelincir saat seorang pria muda melangkah keluar dari sebuah gang di kawasan Panus, Pancoran Mas. 

Di tangannya, ia menggenggam plastik hitam yang tampak biasa—terlalu biasa untuk mencurigakan siapa pun. Tapi tidak bagi polisi yang telah mengintai gerak-geriknya.

Pria itu berinisial DP, usianya baru 27 tahun. Tapi apa yang ia bawa bukanlah sekadar barang sembarangan. Di dalam plastik hitam itu, tersimpan dua bungkus teh asal China. 

Tak ada aroma melati atau hijau segar dari celupan teh ini—yang ada hanya kematian dalam bentuk sabu seberat 2,1 kilogram.

“Awalnya pelaku ditangkap saat hendak membawa plastik hitam berisi dua paket sabu dalam kemasan teh China,” ungkap Kasubdit 3 Direktorat Reserse Narkoba Polda Metro Jaya, AKBP Ade Candra kepada wartawan, Selasa, 27 Mei 2025.

Baca juga: 83 Penyalahguna Narkoba di Gowa Diringkus Termasuk Beberapa Anak

Penggerebekan itu tidak berhenti di Gang Panus. Polisi melacak langkah-langkah DP hingga ke tempat ia tinggal. Sebuah indekos sederhana menjadi saksi bisu dari operasi peredaran gelap berskala besar. 

Di sana, petugas menemukan lebih banyak lagi: tumpukan kristal putih dan butiran pil warna-warni.

“Kami berhasil mengamankan 1 tersangka inisial DP dengan barang bukti sabu 5,6 kg dan ekstasi 5.020 butir,” ujar Ade.

Jumlah yang disita bukan main. Lima koma enam kilogram sabu—cukup untuk merusak ribuan hidup. Dan lebih dari lima ribu butir ekstasi, siap diedarkan di pusat-pusat hiburan ibu kota. Semuanya dikemas rapi, siap didistribusikan, disamarkan, dan ditebar untuk pasar gelap Jakarta.

Polisi kemudian menggali asal muasal barang haram ini. DP, dalam pemeriksaan, mengaku hanya perantara. Tapi jalur distribusi yang ia bawa menyiratkan jaring narkotika lintas daerah yang tertata rapi.

“Barang bukti tersebut dikirim dari Medan dan rencananya akan diedarkan di wilayah Jakarta dan sekitarnya,” tutur Ade.

Di balik kesederhanaan wajahnya, DP membawa misi yang jauh lebih kelam. Ia adalah satu dari banyak kaki rantai yang beroperasi dalam bayang-bayang sindikat besar. Jalan sempit Gang Panus kini menjadi bagian dari peta besar peredaran narkoba nasional.

Kini DP harus mempertanggungjawabkan perbuatannya. Ia telah dibawa ke Mapolda Metro Jaya, bersama barang bukti yang—secara harfiah—bernilai miliaran rupiah di pasar gelap. Sementara itu, penyidik terus mendalami kasus ini. Polisi yakin DP bukan pemain tunggal, dan medan perangnya belum selesai.

Teh China yang semestinya jadi simbol ketenangan dan kesehatan, dalam genggaman DP justru menjadi kemasan kematian. Di negeri ini, aroma teh bisa menipu. 

Tapi bagi mereka yang berjaga, seperti polisi dari Ditresnarkoba, tak ada yang terlalu biasa untuk dicurigai. Sebab di balik kemasan sederhana, bisa saja tersimpan satu bangsa yang sedang ditarget untuk dirusak perlahan—satu gram demi satu gram.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(M Rodhi Aulia)