Direktur Perlindungan WNI Judha Nugraha. Foto: Metrotvnews.com
Jakarta: Iran dan Israel terlibat perang sejak Jumat 13 Juni 2025 pekan lalu. Warga negara Indonesia (WNI) tercatat berada di kedua negara itu.
Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri memastikan bahwa hingga saat ini tidak ada WNI yang menjadi korban dalam konflik militer antara Israel dan Iran. Jika situasi di kedua negara tersebut memburuk, Kemenlu RI siap mengevakuasi para WNI dengan mengimplementasikan rencana kontinjensi yang telah disusun sebelumnya.
Direktur Perlindungan WNI Kemenlu RI, Judha Nugraha, dalam konferensi pers pada Rabu, 18 Juni 2025 memaparkan jumlah WNI yang saat ini tercatat berada di kedua negara.
“Saat ini terdapat 386 WNI yang berada di Iran, sebagian besar merupakan pelajar dan pelajar yang tinggal di Kota Qom,” menurut Judha.
“Sementara itu, di Israel terdapat 194 WNI yang sebagian besar merupakan peserta program magang di wilayah selatan negara tersebut,” imbuh Judha.
“Dalam komunikasi rutin KBRI Amman dan KBRI Tehran dengan para WNI, hingga saat ini tidak ada laporan korban dari pihak WNI,” ujar Judha.
Namun sejumlah WNI sempat terdampak akibat penutupan ruang udara di kawasan tersebut. Menurut Judha sebanyak 42 WNI yang sedang melakukan perjalanan ziarah ke Yerusalem harus dipindahkan keluar dari Israel melalui jalur darat ke Yordania, dibantu oleh KBRI Amman.
“Mereka telah berhasil kembali ke Indonesia kemarin,” Judha memaparkan.
Selain itu, delapan jemaah haji Indonesia yang tinggal di Inggris dan sempat terdampar di Yaman juga sudah kembali ke Inggris. Dua peziarah WNI lainnya yang awalnya akan pulang melalui Bandara Teheran, akhirnya keluar dari Iran melalui jalur darat menuju Pakistan.
Langkah antisipasi
Sebagai langkah antisipasi, KBRI Teheran telah menetapkan status Siaga 2 dan menyusun rencana kontinjensi jika terjadi eskalasi lanjutan.
“Semalam KBRI Tehran mengadakan pertemuan balai kota dengan para WNI, menyampaikan rencana kontinjensi dan memastikan kondisi mereka. Bila situasi memburuk, status siaga akan ditingkatkan menjadi Siaga 1,” ujar Judha.
Koordinasi juga telah dilakukan dengan berbagai lembaga dalam negeri guna menyiapkan segala kebutuhan apabila pemerintah memutuskan untuk melakukan evakuasi massal.
Pemerintah mengimbau seluruh WNI yang berada di Iran dan Israel untuk terus meningkatkan kewaspadaan, memantau perkembangan situasi dari berbagai sumber yang dapat dipercaya, dan menghindari aktivitas di luar rumah untuk keperluan yang tidak esensial. WNI juga diminta segera menghubungi hotline KBRI apabila berada dalam kondisi darurat.
Kemenlu juga menyarankan WNI yang merencanakan perjalanan ke Iran, Israel, Yaman, dan Suriah untuk menunda perjalanan, mengingat seluruh perwakilan RI di wilayah tersebut telah menetapkan status siaga.
Sementara bagi WNI yang akan transit melalui kawasan Timur Tengah, Judha menyarankan untuk aktif berkoordinasi dengan maskapai karena sering kali terjadi penutupan ruang udara secara mendadak.