Jelang Akhir Pekan, Rupiah Ditutup Menguat ke Rp16.350 per Dolar AS

Ilustrasi rupiah. Metrototvnews.com/Eko Nordiansyah

Jelang Akhir Pekan, Rupiah Ditutup Menguat ke Rp16.350 per Dolar AS

Eko Nordiansyah • 14 March 2025 17:07

Jakarta: Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada penutupan perdagangan hari ini akhirnya mengalami penguatan. Rupiah mampu melanjutkan tren penguatan sejak pagi tadi meski hanya sedikit.

Mengutip data Bloomberg, Jumat, 13 Maret 2025, nilai tukar rupiah terhadap USD ditutup di level Rp16.350 per USD. Mata uang Garuda tersebut menguat 78 poin atau setara 0,47 persen.

Sementara itu, data Yahoo Finance juga menunjukkan rupiah berada di zona hijau pada posisi Rp16.344 per USD. Rupiah naik 75 poin atau setara 0,46 persen dari Rp16.419 per USD di penutupan perdagangan hari sebelumnya.

Sedangkan berdasar pada data kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor), rupiah berada di level Rp16.392 per USD. Mata uang Garuda tersebut menguat dari perdagangan sebelumnya di level Rp16.428 per USD.
 

Baca juga: 

Dibuka di Rp16.391 per USD, Rupiah Lanjutkan Tren Penguatan



(Ilustrasi rupiah. MI/Pius Erlangga)

Sejumlah sentimen memengaruhi pergerakan rupiah

Dari luar negeri, Analis pasar uang Ibrahim Assuaibi memperingatkan bahwa meskipun pergerakan pasar optimistis, kekhawatiran mendasar seperti ketegangan perdagangan dan ketidakpastian ekonomi global tetap ada. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa volatilitas pasar dapat terus berlanjut dalam waktu dekat.

Sebelumnya, bea masuk sebesar 25 persen yang diberlakukan oleh Presiden AS Donald Trump untuk baja dan aluminium yang mulai berlaku pekan ini. Sementara, Trump mengancam untuk meningkatkan perang dagang global dengan tarif lebih lanjut pada barang-barang Uni Eropa.

Saat ini, pasar juga tertuju pada data indeks harga produsen AS periode Februari 2025, sebagai petunjuk lebih lanjut tentang inflasi AS. Inflasi yang lebih rendah memberi ruang The Fed untuk memangkas suku bunga lebih lanjut.

Dari dalam negeri, sentimen berasal dari pemaparan APBN yang pada Februari 2025 mencatatkan defisit Rp31,2 triliun, setara dengan 0,13 persen produk domestik bruto (PDB). Defisit itu melebar dari posisi bulan sebelumnya atau Januari 2025, yaitu Rp23,5 triliun atau 0,1 persen PDB. 

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Eko Nordiansyah)