Rabu Pagi, Rupiah Bertengger di Rp15.496/USD

Ilustrasi kurs rupiah terhadap dolar AS. Foto: dok MI/Rommy Pujianto.

Rabu Pagi, Rupiah Bertengger di Rp15.496/USD

Husen Miftahudin • 20 December 2023 09:22

Jakarta: Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada pembukaan perdagangan hari ini mengalami penguatan, meski penguatan tersebut tipis.

Mengutip data Bloomberg, Rabu, 20 Desember 2023, rupiah hingga pukul 9.05 WIB berada di level Rp15.496 per USD. Mata uang Garuda tersebut naik 10 poin atau setara 0,06 persen dari Rp15.506 per USD pada penutupan perdagangan hari sebelumnya.

Analis pasar uang Ibrahim Assuaibi mengungkapkan pejabat Fed berupaya meredam spekulasi penurunan suku bunga. Sejumlah pejabat Fed mengatakan, antusiasme pasar terhadap penurunan suku bunga dalam waktu dekat tidak berdasar, dan inflasi yang tinggi dapat membuat kondisi moneter lebih ketat lebih lama.

Presiden Fed Chicago Austan Goolsbee mengaku bingung dengan reaksi pasar terhadap pertemuan The Fed minggu lalu. Sementara Presiden Fed Cleveland Loretta Mester mengatakan The Fed tidak mempertimbangkan penurunan suku bunga, namun lebih kepada berapa lama kebijakan harus tetap ketat untuk mengembalikan inflasi ke target dua persen.

"Komentar mereka agak bertentangan dengan pandangan dovish dari The Fed selama pertemuan kebijakan terakhirnya tahun ini, di mana bank sentral mengatakan pihaknya telah selesai menaikkan suku bunga dan akan mempertimbangkan penurunan pada tahun 2024," jelas Ibrahim.

Pasar juga mempertahankan pertaruhan mereka terhadap penurunan suku bunga lebih awal, dengan harga berjangka dana Fed menunjukkan peluang hampir 63 persen untuk penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin pada Maret 2024.

Di Asia, Bank Of Jepang (BOJ) mempertahankan suku bunga pada tingkat negatif dan tidak memberikan petunjuk kapan mereka berencana untuk mulai melakukan pengetatan kebijakan.

Namun, bank sentral memperingatkan inflasi Jepang kemungkinan akan tetap stabil dalam beberapa bulan mendatang, sebuah tren yang dapat membuat bank berada di bawah tekanan yang semakin besar untuk memperketat kebijakan.

"Meskipun Gubernur Kazuo Ueda telah memberikan beberapa sinyal mengenai potensi pengetatan kebijakan pada tahun 2024, ia menegaskan kembali perlunya kebijakan ultra-longgar dalam jangka pendek, dengan alasan meningkatnya risiko ekonomi terhadap Jepang," kata Ibrahim.

Baca juga: Penurunan Imbal Hasil Obligasi dan Komentar The Fed Tekan Dolar AS
 

Pilpres diharapkan jaga pertumbuhan ekonomi


Menurut Ibrahim, demi menjaga pertumbuhan ekonomi di tengah ketidakpastian baik global maupun dalam negeri, maka Pemilihan presiden (Pilpres) 2024 diharapkan bisa berlangsung dalam satu putaran dan akan membawa dampak positif bagi perekonomian Indonesia.

"Tren pertumbuhan ekonomi di lima persen bisa makin tinggi jika uang beredar makin besar. Terobosan kebijakan finansial di pemerintahan yang baru ini jadi hal yang sangat penting," papar dia.

Selain mengakselerasi pertumbuhan ekonomi, lanjut Ibrahim, Pilpres yang berlangsung satu putaran juga dapat mempercepat program-program pemerintah yang sedang berjalan.

Selain itu, Pilpres 2024 satu putaran bisa menghemat biaya/anggaran hingga Rp17 triliun. Uang tersebut nantinya bisa digunakan untuk kebutuhan yang lebih mendesak, termasuk pemberian subsidi berupa Bantuan Sosial (Bansos), BBM Bersubsidi, Bantuan Langsung Tunai (BLT), dan lainnya kepada rakyat yang membutuhkan.

Kemudian, secara politis, pemilu satu putaran bisa menjaga kestabilan dalam negeri dan juga meminimalisasi ancaman polarisasi di masyarakat. Kekhawatiran ancaman polarisasi semakin besar jika putaran kedua menyajikan pertarungan antara Prabowo Subianto versus Anies Baswedan.

"Isu primordial dan isu agama (SARA) akan muncul, dan itu sudah pernah terjadi pada saat Pilgub DKI Jakarta," jelas dia.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pertumbuhan ekonomi Indonesia sampai September 2023 selalu berada di kisaran lima persen. Pada kuartal pertama, tercatat pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,03 persen.

Kemudian pada kuartal kedua meningkat menjadi 5,17 persen. Pada periode setelahnya (Juli-September) atau kuartal ketiga, perekonomian Indonesia sedikit melambat menjadi 4,94 persen.

Melihat berbagai perkembangan tersebut, Ibrahim memprediksi rupiah pada perdagangan hari ini akan bergerak secara fluktuatif meskipun kemungkinan besar akan ditutup menguat.

"Untuk perdagangan hari ini, mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup menguat di rentang Rp15.490 per USD hingga Rp15.540 per USD," tutup Ibrahim.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Husen Miftahudin)