Ilustrasi. Foto: dok MI.
Husen Miftahudin • 16 October 2023 16:06
Jakarta: Nilai tukar rupiah pada penutupan perdagangan hari ini kembali mengalami pelemahan.
Mengutip data Bloomberg, Senin, 16 Oktober 2023, nilai tukar rupiah terhadap USD ditutup di level Rp15.721 per USD. Mata uang Garuda tersebut turun sebanyak 39 poin atau setara 0,25 persen dari posisi Rp15.682 per USD pada penutupan perdagangan hari sebelumnya.
"Pada penutupan pasar sore ini, mata uang rupiah ditutup melemah 39 poin walaupun sebelumnya sempat melemah 50 poin di level Rp15.721 per USD dari penutupan sebelumnya di level Rp15.682 per USD," ungkap analis pasar uang Ibrahim Assuaibi dalam analisis harian.
Aksi ambil untung
Di sisi lain, jelas Ibrahim, indeks dolar turun sekitar 0,1 persen di perdagangan Asia pada hari ini dan terjadi aksi ambil untung. Namun lonjakan permintaan terhadap aset-aset safe haven, setelah perang Israel-Hamas, membuat greenback tetap mendekati level tertingginya dalam 10 bulan.
Israel akan melancarkan serangan darat di Jalur Gaza, sebuah langkah yang dapat menandai peningkatan konflik, dan berpotensi menarik lebih banyak negara Timur Tengah.
Namun para pejabat AS mengatakan skenario seperti itu tampaknya tidak mungkin terjadi. Shekel Israel stabil pada hari ini, setelah mencatat penurunan hampir empat persen terhadap dolar selama dua minggu terakhir.
Dolar juga terdorong oleh ekspektasi kenaikan suku bunga AS, karena data terbaru menunjukkan inflasi konsumen dan sentimen tetap kuat. Fokus minggu ini juga tertuju pada serangkaian pembicara Federal Reserve, serta data ekonomi AS lainnya.
"
Suku bunga AS kemungkinan akan tetap lebih tinggi dalam jangka waktu yang lebih lama, sehingga memberikan tekanan pada pasar Asia karena kesenjangan antara imbal hasil yang berisiko dan yang berisiko rendah semakin menyempit," papar dia.
Selain itu, serangkaian indikator ekonomi utama Tiongkok akan dirilis, data produk domestik bruto kuartal ketiga akan dirilis akhir pekan ini. Angka tersebut diperkirakan akan menunjukkan berlanjutnya pelemahan pertumbuhan ekonomi Tiongkok, karena aktivitas bisnis tetap lemah meskipun langkah-langkah anti covid telah dicabut pada awal tahun.
"Bank Rakyat Tiongkok (PBOC) juga akan memutuskan suku bunga pinjaman utama pada minggu ini, meskipun perubahan tampaknya tidak mungkin terjadi setelah PBOC mempertahankan suku bunga pinjaman jangka menengah tidak berubah," ungkap Ibrahim.
Baca juga: Awal Pekan, Rupiah Dibuka Jeblok hingga Tembus Rp15.700-an/USD
Kinerja lapangan usaha meningkat
Sementara itu, Bank Indonesia (BI) mengungkapkan kinerja lapangan usaha industri pengelolaan pada kuartal III-2023 meningkat. Bahkan, BI mengungkapkan kinerja tersebut berada pada fase ekspansi. Hal tersebut tercermin dari PMI-BI kuartal III-2023 sebesar 52,93 persen yang lebih tinggi dari 52,39 persen pada kuartal sebelumnya.
Peningkatan tersebut terjadi pada beberapa komponen pembentuk PMI-BI terutama volume produksi dan volume persediaan barang jadi. Sementara volume total pesanan juga tetap berada dalam fase ekspansi, ini membuktikan masalah geopolitik yang terjadi saat ini kecil berdampak terhadap kinerja lapangan usaha, industri, dan pengelolaan.
Berdasarkan sub lapangan usaha, peningkatan terjadi pada mayoritas sub lapangan usaha. Sedangkan indeks tertinggi terjadi pada industri alat angkutan, industri mesin dan perlengkapan, serta industri barang galian bukan logam.
"BI juga mencatat perkembangan PMI-BI tersebut sejalan dengan perkembangan kegiatan lapangan usaha industri pengolahan hasil survei kegiatan dunia usaha (SKDU) Bank Indonesia yang juga berada pada fase ekspansi," terang dia.
Pada kuartal IV-2023, kinerja lapangan usaha industri pengolahan yang tercermin dari PMI-BI diprakirakan tetap kuat dengan indeks 52,25 persen dan masih berada pada fase ekspansi.
Berdasarkan komponen pembentuknya, mayoritas komponen diprakirakan berada pada fase ekspansi dengan indeks tertinggi pada komponen Volume Produksi, diikuti Volume Persediaan Barang Jadi dan Volume Total Pesanan.
Melihat berbagai perkembangan tersebut, Ibrahim memprediksi rupiah pada perdagangan besok akan bergerak secara fluktuatif meskipun kemungkinan besar akan kembali mengalami pelemahan.
"Untuk perdagangan besok, mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp15.710 per USD hingga Rp15.770 per USD," tutup Ibrahim.