Emas Antam. Foto: dok MI.
Husen Miftahudin • 16 December 2025 16:05
Jakarta: Harga emas di sepanjang 2025 mengalami kenaikan signifikan, bahkan menembus rekor tertinggi sepanjang masa. Tercatat, harga emas dunia mencetak rekor di USD4.381 per ons pada 20 Oktober 2025. Sementara harga emas di Indonesia, utamanya Antam, mencapai all time high (ATH) pada 21 Oktober 2025 dengan harga sebesar Rp2,487 juta per gram.
Imbas perang dagang hingga geopolitik
Pengamat mata uang dan komoditas Ibrahim Assuaibi mengungkapkan, kenaikan
harga emas dunia terjadi akibat adanya sejumlah sentimen seperti perang dagang, geopolitik Timur Tengah, gonjang-ganjing ekonomi di Eropa, hingga goyangnya perpolitikan di Amerika Serikat (AS).
"Kenaikan harga emas ini disebabkan oleh beberapa data tadi, kemudian tentang spekulasi penurunan suku bunga hingga inflasi. Ini yang membuat inflasi tinggi dan harga emas dunia itu pasti di atas," jelas Ibrahim kepada
Metrotvnews.com.
Ibrahim tak memungkiri, sentimen global tersebut membuat harga emas melonjak cepat dan tajam. Pada awal 2025, sebut dia, harga emas hanya dibanderol sekitar USD2.600 per troy ons.
Logam kuning itu lantas menanjak dari hari ke hari, hingga akhirnya sukses mencetak harga tertinggi sepanjang masanya di USD4.381 per troy ons di 20 Oktober 2025. Bahkan, Ibrahim
pede (percaya diri), harga emas dunia akan terus menanjak di tahun-tahun berikutnya.
Tak sekedar investasi, tapi buat antisipasi 'in this economy'
Kenaikan harga emas dunia selaras dengan pergerakan harga emas domestik, utamanya emas batangan Antam. Melejitnya harga emas Antam di tahun ini membuat investor berbondong-bondong memburu emas.
Antam bahkan kehabisan pasokan emas batangan lantaran pembeli ritel 'berebutan' membeli logam kuning tersebut. Butik Antam yang biasanya sepi pembeli, kini selalu 'mengular' saban harinya.
Masyarakat rela mengantre panjang di Butik Emas Logam Mulia Antam cabang TB Simatupang, Jakarta Selatan. Warga berdatangan untuk membeli
emas Antam. Bukan sekadar investasi jangka panjang, tapi juga sebagai langkah antisipasi terhadap ketidakpastian ekonomi global.
Self and Marketing Senior Manager PT Antam Tbk UBP Logam Mulia Adityo Kusumowardhono mengungkapkan, pada 2023 total penjualan emas Antam mencapai 43 ton, naik signifikan dibanding tahun sebelumnya yang hanya 27 ton. Kenaikan ini terjadi secara merata di semua ukuran, meski pecahan 1 hingga 10 gram menjadi yang paling diburu.
"Kalau bicara favorit, tentu saja di pecahan 1 hingga 10 gram. Banyak juga yang beli melalui aplikasi digital karena tidak semua bisa datang langsung ke gerai. Saat ini kami juga menghadirkan produk emas fisik digital untuk mempermudah masyarakat," ungkap Adityo.
Tingginya permintaan emas fisik membuat sebagian pembeli harus menunggu alias inden. Karena itu, Antam menyarankan masyarakat mempertimbangkan alternatif pembelian emas fisik digital, yang tetap dijamin dan diawasi oleh Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) di bawah Kementerian Perdagangan.
Fenomena antrean panjang untuk membeli emas ini menunjukkan tingginya minat masyarakat terhadap investasi logam mulia. Hal ini didorong oleh ketidakpastian ekonomi global dan meningkatnya kesadaran investasi di kalangan masyarakat, termasuk generasi muda.
(Ilustrasi pergerakan harga emas. Foto: dok Bappebti)
Proyeksi harga emas
Meski terus menanjak, emas juga memiliki sejumlah sentimen negatif yang bikin harganya merosot. Meski demikian, Ibrahim menyebut koreksi harga emas yang akan terjadi merupakan hal yang wajar.
"Ini karena di bulan Desember ini mendekati akhir tahun biasanya likuiditas pasar semuanya keluar, mereka buat happy-happy dulu, untuk jalan-jalan dulu," tutur Ibrahim.
Ia meramal, perdagangan emas di Desember 2025 ini akan melandai. Emas mulai dipandang sebelah mata di tengah tingginya para pelaku pasar untuk menarik likuiditasnya demi memenuhi kebutuhan akhir tahun.
"Saya lihat perdagangan di Desember ini fluktuatif, tapi arahnya melandai. Tapi nanti setelah itu, memasuki kuartal pertama 2026, baru mereka kembali masuk," tegas Ibrahim.