Ilustrasi mata uang rupiah dan dolar AS. Foto: dok MI/Susanto.
Jakarta: Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada pembukaan perdagangan hari ini kembali mengalami penguatan.
Mengutip data Bloomberg, Selasa, 20 Mei 2025, rupiah pada pukul 09.10 WIB berada di level Rp16.413 per USD. Mata uang Garuda tersebut menguat 20,5 poin atau setara 0,13 persen dari Rp16.433,5 per USD pada penutupan perdagangan sebelumnya.
Sementara menukil data Yahoo Finance, rupiah pada waktu yang sama berada di level Rp16.414 per USD. Rupiah menguat 10 poin atau setara 0,06 persen dari Rp16.424 per USD pada penutupan perdagangan hari sebelumnya.
Analis pasar uang Ibrahim Assuaibi memprediksi rupiah pada hari ini akan bergerak secara fluktuatif, meski demikian rupiah diprediksi akan menguat.
"Untuk perdagangan hari ini, mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup menguat di rentang Rp16.370 per USD hingga Rp16.440 per USD," ujar Ibrahim dalam analisis hariannya.
Penurunan peringkat utang AS jadi perhatian
Ibrahim mengungkapkan, Moody's menurunkan peringkat investasi Aaa AS, dengan alasan kekhawatiran atas utang pemerintah yang meningkat dan kurangnya langkah-langkah yang jelas untuk mengatasi masalah tersebut.
"Penurunan peringkat tersebut membebani sentimen, yang dipicu oleh deeskalasi dalam pertukaran tarif AS-Tiongkok mereda menjelang akhir minggu lalu," jelas Ibrahim.
Di sisi lain, utusan khusus AS Steve Witkoff mengatakan setiap kesepakatan antara AS dan Iran harus mencakup perjanjian untuk tidak memperkaya uranium, sebuah komentar yang dengan cepat menuai kritik dari Teheran. Di Eropa, ketegangan antara Estonia dan Rusia meningkat setelah Moskow menahan sebuah kapal tanker minyak milik Yunani pada hari Minggu setelah meninggalkan pelabuhan Laut Baltik Estonia.
Sementara produksi industri Tiongkok tumbuh lebih dari yang diharapkan pada April, meskipun ada hambatan dari tarif perdagangan AS yang tinggi. Tetapi indikator ekonomi lainnya masih menunjukkan keretakan dalam
ekonomi terbesar di Asia tersebut.
Penjualan ritel tumbuh kurang dari yang diharapkan, menunjukkan kelemahan berkelanjutan dalam belanja konsumen, sementara investasi aset tetap ukuran belanja bisnis juga gagal memenuhi ekspektasi pertumbuhan. Data menyoroti kesulitan berkelanjutan bagi ekonomi Tiongkok, karena Beijing berjuang untuk menopang pertumbuhan dan belanja konsumen.
"Fokus sekarang adalah pada lebih banyak sinyal ekonomi yang akan dirilis dalam beberapa hari mendatang, termasuk pertemuan Reserve Bank of Australia, data inflasi konsumen Jepang, dan sejumlah pembicara Federal Reserve AS," beber Ibrahim.
(Ilustrasi kurs rupiah terhadap dolar AS. Foto: MI/Susanto)
Kontribusi hilirisasi direspons positif pasar
Ibrahim mengungkapkan, pasar merespons positif tentang kontribusi hilirisasi terhadap capaian investasi Indonesia terus meningkat. Pada kuartal I-2025, program hilirisasi berhasil membawa investasi Rp136,3 triliun dari keseluruhan investasi periode tersebut yang sebesar Rp465,2 triliun.
Kontribusi itu setara 29,3 persen dari total realisasi investasi dan capaian tersebut merupakan yang terbesar dalam tiga tahun terakhir. Jika dibanding periode yang sama tahun lalu, realisasi investasi hilirisasi meningkat 79,8 persen dari yang sebelumnya sebesar Rp75,8 triliun. Pemerintah terus menerima tawaran investasi di hilirisasi dari para investor.
"Naiknya kontribusi hilirisasi tak lepas dari semakin banyaknya komoditas yang dapat dikembangkan dan pasar baru terbuka lebar sehingga pemerintah terus berusaha untuk membuka lapangan kerja baru. Sebelumnya program hilirisasi lebih terkonsentrasi pada komoditas nikel," papar Ibrahim.
Selain di sektor mineral, hilirisasi kini diarahkan untuk sektor perkebunan dan kehutanan, minyak dan gas bumi, hingga perikanan dan kelautan. Pemerintah akan terus mendorong hilirisasi demi memberikan nilai tambah bagi negara.