Kasus Hasto Berlarut-larut Dinilai Kesalahan Pimpinan KPK Lama

Jakarta: Anggota Komisi III DPR RI Rudianto Lallo menyampaikan pandangannya soal berlarut-larutnya kasus yang menjerat Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto. Berlarut-larutnya kasus tersebut dikarenakan pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terdahulu.

"Makanya dari awal ini kekiliruan pimpinan KPK lama, menurut saya, dan tidak menuntaskan yang menjadikan ini tunggakan perkara. Sehingga ini berlarut-larut dan liar," kata Rudianto saat dikutip dari Media Indonesia, Rabu, 25 Desember 2024.

Politikus Partai NasDem itu menilai tak mengherankan penanganan kasus Hasto menimbulkan persepsi di tengah masyarakat. Hal itu dinilai tak baik bagi Lembaga Antikorupsi tersebut.

"Ya ada yang mengatakan tendensi politik, ini menarget orang per orang, dan sebagainya. Ini yang tidak baik untuk KPK," ungkap dia.
 

Baca juga:  KPK Punya Bukti Kedekatan Hasto dan Harun

Rudianto berharap KPK mampu meluruskan dan menuntaskan kasus tersebut dengan transparan untuk menepis persepsi adanya muatan politis dalam penetapan Hasto sebagai tersangka.

Selain itu, dia menilai penetapan tersangka kepada Hasto murni persoalan hukum. Sejak awal pihaknya mendorong KPK untuk meluruskan setiap perkara agar tidak muatan politis di dalamnya 

"Dari awal kan kami dorong KPK untuk setiap kasusnya diluruskan dan dimurnikan, ya jangan ada kesan tendensi politik, mencari-cari kesalahan, mencari kesalahan. Tapi menemukan kesalahan boleh, tapi mencari kesalahan kan tidak boleh. Kita mau KPK ini dalam menangani kasus betul-betul murni penegakan hukum," ujar dia.

KPK resmi mengumumkan Hasto Kristiyanto sebagai tersangka suap terkait buronan Harun Masiku. Hasto disebut aktif mengupayakan Harun memenangkan kursi anggota DPR pada Pemilu 2019 melalui proses pergantian antarwaktu (PAW).

Dia juga menjadi tersangka dalam kasus dugaan perintangan penyidikan. Hasto diduga melakukan perintangan dalam kasus suap PAW anggota DPR sejak operasi tangkap tangan (OTT) digelar.

Salah satunya dia diduga memerintahkan sejumlah ponsel dirusak dan dibuang.