Bocah yang Meninggal di Pasar Rebo Dinyatakan Bukan Korban Pencabulan

Jakarta: Tim dokter Rumah Sakit (RS) Polri Said Sukanto Kramat Jati, Jakarta Timur, menegaskan tidak menemukan tanda kekerasan seksual pada jasad anak perempuan berinisial AGS, 5, di Pasar Rebo. Sebab, AGS awalnya diduga alami pencabulan.

"Kami tidak menemukan tanda-tanda kekerasan di vagina korban," kata tim dokter RS Polri, Asri Mega Ratri, di Polres Metro Jakarta Timur, Jumat, 20 Desember 2024.

Hasil tersebut berdasarkan autopsi terhadap jenazah AGS pada 3 Desember 2024 lalu. Dari hasil pemeriksaan lanjutan berupa uji laboratorium patologi anatomi, AGS meninggal karena penyakit infeksi akut paru-paru yang dideritanya.

"Telah dilakukan pemeriksaan, akhirnya kami menyimpulkan bahwa sebab kematian anak ini (AGS) adalah penyakit infeksi pada paru-paru," ujar Asri.
 

Baca juga:  Polisi Usut Dugaan Pemerkosaan Bocah hingga Tewas di Jaktim

Hasil autopsi berupa visum et repertum sudah diserahkan kepada penyidik. Kasus tersebut ditangani Unit PPA Satreskrim Polres Metro Jakarta Timur.

Sementara itu, Polres Metro Jakarta Timur menyatakan, awalnya kasus kematian AGS dilaporkan sebagai tindak pidana persetubuhan terhadap anak, dan atau pencabulan. Laporan disampaikan pihak keluarga AGS di SPKT Polres Metro Jakarta Timur dengan sangkaan Pasal 76D juncto Pasal 81, dan atau Pasal 76E juncto Pasal 82 UU Nomor 17 tahun 2016.

Setelah menerima hasil autopsi, Kapolres Metro Jakarta Timur, Kombes Nicolas Ary Lilipaly memastikan bahwa AGS meninggal akibat sakit. Dia menyebut korban menghembuskan nyawa gegara infeksi paru-paru.

"Kesimpulan hasil autopsi korban berinisial AGS meninggal disebabkan oleh penyakit infeksi paru-paru, infeksi virus akut, tidak ada indikasi selain infeksi virus akut diderita korban," tutur Nicolas.

Sebelumnya, AGS meninggal dunia saat menjalani perawatan di RSUD Pasar Rebo. Saat itu, tim dokter yang menangani perawatan mendapati hal janggal lalu melaporkan ke pihak kepolisian.

Mendapat laporan, Unit PPA Satreskrim Polres Metro Jakarta Timur lalu membawa jenazah korban ke Instalasi Forensik RS Polri Kramat Jati. Hal itu dilakukan untuk proses autopsi memastikan penyebab kematian.