Ilustrasi rupiah. Foto: MI/Tri.
Jakarta: Rupiah tertekan pada pembukaan perdagangan hari ini. Rupiah tertekan setelah ekspor Indonesia melemah pada awal 2024. Melemahnya ekspor bisa menandakan kurangnya kekuatan ekonomi Indonesia.
Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat pagi, turun 37 poin atau 0,24 persen menjadi Rp15.660 per USD dari penutupan perdagangan sebelumnya yang sebesar Rp15.623 per USD.
Indonesia berhasil mencetak surplus neraca perdagangan selama 45 bulan berturut-turut sejak Mei 2020. Neraca perdagangan barang Indonesia pada Januari 2024 mencetak surplus sebesar USD2,02 miliar.
Meskipun neraca perdagangan barang Indonesia surplus, nilai ekspor pada Januari 2024 mengalami penurunan sebesar 8,34 persen dibandingkan nilai ekspor pada Desember 2023, yakni dari USD22,39 miliar menjadi USD20,52 miliar.
Adapun nilai impor pada Januari 2024 mencapai USD18,51 miliar atau turun 3,13 persen dibanding Desember 2023 yang mencapai USD19,1 miliar.
Mata uang dolar AS melemah
Sementara itu, Dolar Amerika Serikat (AS) yang diukur dengan Indeks Dolar (DXY) turun lebih lanjut pada perdagangan Kamis waktu setempat (Jumat WIB), dipicu oleh lemahnya angka Penjualan Ritel dari Januari 2024.
Meskipun angka Penjualan Ritel lemah, perekonomian AS terus menunjukkan tanda-tanda overheating, seperti terlihat pada angka inflasi Januari yang lebih tinggi dari perkiraan. Hal ini memperkuat alasan The Fed menunda penurunan suku bunga.
Pada Jumat, angka Indeks Harga Produsen (IHP) akan diawasi dengan ketat karena dapat memberikan daya tarik tambahan terhadap USD jika angka tersebut lebih tinggi dari perkiraan.