Ilustrasi. Medcom
Thomas Harming Suwarta • 22 February 2024 22:42
Jakarta: KPU dan Bawaslu diminta memantau khusus potensi perampokan dan manipulasi suara hasil pemilu di Kabupaten Paniai, Papua Tengah. Selain indikasi kuat adanya dugaan intervensi pihak tertentu untuk meloloskan agenda politik pribadi atau sekelompok orang dan partai tertentu, pleno di tingkat Kabupaten belum dilaksanakan.
Bukan hanya itu, penyimpanan kotak-kotak suara tanpa pengawasan ketat pihak keamanan dan KPU juga menimbulkan kekhawatiran adanya upaya pemindahan suara secara diam-diam.
"Di Kabupaten Paniai ini situasi sangat gawat. Ada dugaan intervensi orang tertentu yang ingin menekan KPU agar memanipulasi hasil suara yang diberikan oleh masyarakat di TPS. Sampai saat ini pleno tingkat Kabupaten belum juga dilaksakan. Ini ada apa? Kenapa harus ditunda-tunda lagi. Makin lama waktu diulur artinya peluang untuk masuknya agenda lain itu sangat mudah," ungkap tokoh pemuda Kabupaten Paniai, Samneles Pigai, kepada wartawan, Kamis, 22 Februari 2024.
Menurut dia, waktu pleno yang terus diundur menimbulkan kecurigaan ada operasi pihak tertentu yang ingin mengubah hasil sesuai dengan keinginannya. Bahkan, santer terdengar di masyarakat adanya pengondisian pada penyelenggara agar hasil pemilu di tingkat TPS dan distrik diatur lagi.
"Kami sangat khawatir hasilnya bisa berbeda dari suara yang diberikan masyarakat. Makanya kami minta dengan tegas agar Kabupaten Paniai ini harus jadi atensi pusat, termasuk dari pihak keamanan supaya diawasi betul, sehingga tidak terjadi manipulasi suara, baik untuk pilpres, DPR, DPD, DPR provinsi, dan DPR kabupaten," ujar dia.
Baca Juga:
Polisi Pastikan Kawal Pemungutan Suara Ulang di Kota Malang |