Rupiah Ditutup Menguat ke Rp16.676 per USD Sore Ini

Ilustrasi rupiah. Metrototvnews.com/Eko Nordiansyah

Rupiah Ditutup Menguat ke Rp16.676 per USD Sore Ini

Eko Nordiansyah • 9 December 2025 16:15

Jakarta: Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada penutupan perdagangan hari ini mengalami penguatan. Mata uang Garuda sudah menguat sejak pembukaan pagi tadi.

Mengutip data Bloomberg, Selasa, 9 Desember 2025, nilai tukar rupiah terhadap USD ditutup di level Rp16.676 per USD. Mata uang Garuda tersebut menguat 19 poin atau setara 0,11 persen dari posisi Rp16.697 per USD pada penutupan perdagangan hari sebelumnya.

Sementara itu, data Yahoo Finance juga menunjukkan rupiah berada di zona kuat pada posisi Rp16.660 per USD. Rupiah menguat 23 poin atau setara 0,13 persen dari Rp16.683 per USD di penutupan perdagangan hari sebelumnya.

Sedangkan berdasar pada data kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor), rupiah berada di level Rp16.677 per USD. Mata uang Garuda tersebut menguat dari perdagangan sebelumnya di level Rp16.688 per USD.
 



(Ilustrasi. Foto: Dok MI)

Faktor penyebab gerak rupiah

Analis pasar uang Ibrahim Assuaibi mengungkapkan, pergerakan kurs rupiah hari ini dipengaruhi oleh sentimen pasar terhadap menguatnya ekspektasi Federal Reserve AS akan memangkas suku bunga akhir pekan ini.

Tanda-tanda perlambatan ekonomi di AS baru-baru ini, termasuk indikator ketenagakerjaan yang lebih lemah, telah mendorong kemungkinan pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin menjadi sekitar 85 persen.

"Kondisi ini meningkatkan harapan biaya pinjaman yang lebih rendah dapat mendukung pertumbuhan global dan ekuitas," jelas Ibrahim.

Namun, optimisme tersebut diredam oleh kehati-hatian karena beberapa pejabat Fed mengisyaratkan pemangkasan suku bunga pada Desember masih jauh dari pasti.

Ketua Federal Reserve Jerome Powell sebelumnya menekankan keputusan yang akan datang bukanlah suatu kepastian, jauh dari itu. Hal itu membuat investor waspada terhadap potensi kejutan yang bersifat hawkish.

Di sisi lain, sambung Ibrahim, indikator ekonomi terkini menunjukkan ketahanan aktivitas domestik menjelang akhir 2025. Diketahui, Purchasing Managers’ Index (PMI) manufaktur berada di level ekspansif 53,3, sementara inflasi yang stabil di 2,7 persen memberikan ruang bagi pemulihan ekonomi pada tahun depan.

"Kombinasi keduanya menjadi sinyal awal perekonomian Indonesia tetap tangguh memasuki 2026," tegas dia.

Sejumlah indikator mengalami perbaikan konsisten, termasuk indeks keyakinan konsumen yang mencapai level tertinggi dalam lima bulan terakhir. Ketahanan ekonomi ditopang oleh kebijakan fiskal dan moneter yang akomodatif sepanjang 2025.

"Dorongan konsumsi tercermin pada pertumbuhan ekonomi kuartal III-2025 sebesar 5,04 persen. Sementara inflasi rendah menegaskan daya beli masyarakat masih terjaga," terang dia.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
(Eko Nordiansyah)