Makin Tergelincir, Rupiah Turun ke Level Rp15.893/USD

Ilustrasi. Foto: dok MI.

Makin Tergelincir, Rupiah Turun ke Level Rp15.893/USD

Husen Miftahudin • 15 November 2024 10:20

Jakarta: Nilai tukar (kurs) rupiah pada pembukaan perdagangan di hari ini kembali mengalami penurunan signifikan.

Mengutip data Bloomberg, Jumat, 15 November 2024, rupiah hingga pukul 09.53 WIB berada di level Rp15.893 per USD. Mata uang Garuda tersebut turun sebanyak 31 poin atau setara 0,20 persen dari Rp15.862 per USD pada penutupan perdagangan hari sebelumnya.

Analis pasar uang Ibrahim Assuaibi mengatakan, tanda-tanda inflasi Amerika Serikat (AS) yang kuat memicu ketidakpastian atas pemotongan suku bunga di masa mendatang, sementara investor menunggu lebih banyak langkah stimulus di Tiongkok. Data inflasi indeks harga konsumen AS terbaca sesuai dengan ekspektasi untuk Oktober, tetapi masih menunjukkan inflasi tetap kuat.

Sementara pembacaan tersebut masih memacu taruhan pada pemotongan suku bunga Desember oleh Federal Reserve, prospek suku bunga jangka panjang menjadi lebih tidak pasti, terutama dalam menghadapi kebijakan yang berpotensi inflasi di bawah Trump.

"Pasar sekarang menunggu pidato Ketua Fed Jerome Powell untuk isyarat lebih lanjut tentang kebijakan moneter. Fed telah memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin minggu lalu, dan menegaskan kembali pendekatannya yang didorong data untuk pelonggaran di masa mendatang," jelas Ibrahim.


(Ilustrasi kurs rupiah terhadap dolar AS. Foto: dok MI)

Menurut dia, pasar lokal menanggung beberapa kerugian setelah putaran terakhir langkah-langkah fiskal Beijing sebagian besar mengecewakan, dengan investor menunggu langkah-langkah yang lebih terarah yang ditujukan untuk mendukung belanja swasta dan pasar properti.

Bank Rakyat Tiongkok diperkirakan akan memutuskan suku bunga acuan pinjamannya minggu depan, meskipun analis tidak yakin atas pemotongan lebih lanjut, setelah PBOC memangkas suku bunga lebih dari yang diharapkan pada bulan Oktober.

"Beijing diperkirakan akan menguraikan lebih banyak langkah stimulus selama dua pertemuan politik utama pada Desember," terang Ibrahim.
 

Baca juga: Dolar AS Terangkat Pidato Bos The Fed
 

Ubah subsidi BBM jadi BLT diapresiasi


Ekonom menilai rencana Presiden Prabowo Subianto untuk mengubah kebijakan subsidi bahan bakar minyak menjadi bantuan langsung tunai (BLT) lebih tepat sasaran dan sudah baik. Ada sejumlah indikator yang membuat kebijakan itu cocok diterapkan mulai saat ini.

Dari sisi faktor harga minyak mentah dunia saat ini sedang mengalami pelemahan di bawah asumsi APBN. Di samping tekanan inflasi yang melandai, minyak mentah dunia terjadi over supply akibat menurunnya impor minyak mentah dari Tiongkok akibat melemah ekonominya.

Dalam asumsi APBN 2024, harga minyak mentah acuan Indonesia atau ICP di level USD82 per barel, sedangkan pergerakan harga minyak mentah dunia sampai hari ini hanya di kisaran USD74 per barel. Sedangkan dari sisi inflasi umum per Oktober 2024 hanya 1,71 persen secara tahunan.

"Melandainya inflasi beberapa hari terakhir hingga memicu deflasi karena penurunan daya beli. Oleh karena itu perlu kriteria yang lebih longgar untuk masyarakat penerima kebijakan baru subsidi BBM itu bukan hanya masyarakat miskin, tapi termasuk kelompok rentan dan menengah bawah," papar Ibrahim.

Selain itu, pemerintah tidak hanya fokus dalam perbaikan kebijakan subsidi BBM, tapi juga subsidi LPG dan listrik karena untuk LPG saja dari sisi nilai subsidi maupun kompensasinya itu besar.

Untuk BBM, meski tahun depan subsidinya Rp26 triliun tapi selain subsidi ada kompensasi yang cukup besar. Pada 2023 lalu misalnya, kompensasi BBM realisasinya mencapai Rp133 triliun dan 2022 mencapai Rp307 triliun.

Melihat berbagai perkembangan tersebut, Ibrahim memprediksi rupiah pada perdagangan hari ini akan bergerak secara fluktuatif dan kemungkinan besar akan kembali melemah.

"Untuk perdagangan hari ini, mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp15.850 per USD hingga Rp15.950 per USD," tutup Ibrahim.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)