Ilustrasi. Foto: MI
M Ilham Ramadhan Avisena • 9 September 2024 16:25
Jakarta: Pemerintah bakal memperluas basis investor domestik untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025, khususnya dalam hal utang.
Cara itu dinilai jitu untuk memenuhi pembiayaan anggaran dalam beberapa tahun terakhir.
"Dalam mengelola utang, kita terus mencoba memperluas basis investor kita, sehingga jumlah investor, utamanya ritel, individu warga negara Indonesia makin besar," ujar Wakil Menteri Keuangan I Suahasil Nazara dalam rapat kerja bersama Komisi XI DPR, dilansir Media Indonesia, Senin, 9 September 2024.
Perkembangan investor domestik di pasar surat utang negara (SUN) memiliki tren yang cukup baik. Sebab, jumlahnya terus meningkat. Di 2018, misalnya, investor domestik tercatat 404 ribu. Sekarang, angkanya mencapai 857 ribu atau naik dua kali lipat.
Pemerintah berencana meningkatkan penerbitan obligasi ritel
Karenanya, pemerintah juga berencana untuk meningkatkan penerbitan obligasi ritel. Pada 2023, realisasi penerbitan SUN ritel tercatat sebesar Rp148 triliun, sementara dalam tahun berjalan tahun ini, nilai SUN ritel yang telah diterbitkan mencapai Rp83 triliun.
"Ini arahnya meningkat terus, agar seluruh warga negara kita yang memiliki kemampuan dan bisa ikut berpartisipasi dalam pembangunan melalui investasi pada SBN, dan moga-moga ini akan kita lanjutkan," jelas Suahasil.
Daya serap investor domestik yang naik dari tahun ke tahun, lanjut dia, secara tak langsung menekan risiko utang pemerintah. Itu karena investor asing pemegang surat berharga negara terus menciut.
"Dulu di Desember 2018, 2019, kepemilikan asing, nonresiden tradeable SBN kita di sekitar Rp38 triliun-Rp39 triliun dan selalu diangkat sebagai salah satu bentuk kerapuhan Indonesia. Sekarang kepemilikan nonresiden pada SBN tradable domestik hanya sekitar di bawah 15 persen. Berarti daya serap investor domestik terus meningkat, dan ini akan kita lanjutkan," jelas Suahasil.