Tak Khawatir Depresiasi Rupiah, Sri Mulyani: Posisinya Relatif Baik Kok!

Menteri Keuangan Sri Mulyani. Foto: Dokumen Kementerian Keuangan.

Tak Khawatir Depresiasi Rupiah, Sri Mulyani: Posisinya Relatif Baik Kok!

Media Indonesia • 25 October 2023 17:25

Jakarta: Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan nilai tukar rupiah saat ini berada dalam kondisi yang relatif baik. Sebab, depresiasi mata uang Garuda tak sedalam yang dialami oleh mata uang negara-negara lain.

"Sebetulnya rupiah kita dalam posisi yang cukup baik depresiasinya, meski orang Indonesia melihatnya nominal, tapi kalau kita lihat pergerakan nilai tukar, year to date (ytd/tahun berjalan) depresiasinya di 0,7 persen," ujar dia dalam konferensi pers di kantornya, Jakarta, Rabu, 25 Oktober 2023.

Sri Mulyani menambahkan, mata uang Filipina, Vietnam, Thailand, Korea Selatan, dan Malaysia mengalami depresiasi yang cukup dalam terhadap dolar AS. Depresiasi 0,7 persen (ytd) yang terjadi pada rupiah dinilai tak signifikan.

Dia juga menyampaikan, fenomena yang terjadi saat ini ialah penguatan dolar AS. Itu menyebabkan banyak mata uang negara-negara lain tampak melemah.

Indeks dolar AS (DXY) tercatat menguat 2,7 persen (ytd). Ini berdampak besar lantaran mata uang Negeri Paman Sam sampai saat ini masih banyak digunakan oleh banyak negara.

"Jadi penyebabnya bukan rupiahnya, tapi dolarnya menguat, dolar dengan interest rate yang tinggi, kita lihat DXY itu mengalami kenaikan 2,7 persen ytd. Ini menggambarkan bahwa secara relatif dolar menguat, maka banyak mata uang melemah dibandingkan dengan USD," jelas Sri Mulyani.

Baca juga: Rupiah Tertekan Laju Dolar AS yang Strong Gegara Data Manufaktur AS
 

Kebijakan suku bunga tinggi The Fed


Bendahara Negara itu menyampaikan, kondisi perekonomian di Amerika Serikat (AS) tak hanya berdampak pada pergerakan mata uang, tetapi juga ke pasar keuangan dunia.

Bank Sentral AS, The Federal Reserve diketahui menerapkan kebijakan suku bunga tinggi untuk periode yang cukup lama (higher for longer). Itu mendorong aliran modal asing keluar (capital outflow) dari negara-negara berkembang.

Karena kondisi ekonomi AS itu, pasar keuangan Indonesia mencatatkan capital outflow. Itu kemudian berdampak pada tingkat imbal hasil (yield) dari Surat Berharga Negara (SBN) tenor 10 tahun. Tercatat yield SBN bertenor 10 tahun saat ini di angka 5,87 persen, naik dari sebelumnya yang hanya 4,8 persen.

"Ini kelihatan, meski SBN kita relatif kinerjanya cukup baik, namun tetap terkena dampaknya, lihat Indo Global Bond 10 tahun 5,87 persen, AS sudah lima persen dan tertinggi semenjak 2007. Sedangkan yang domestik, SBN kita juga mengalami kenaikan di 7,08 persen. Ini yang sedang dan akan terus kita kelola dan waspadai," kata Sri Mulyani.

"Karena memang pergerakan dari pasar keuangan, pasar surat berharga, nilai tukar, dan suku bunga menjadi faktor sentimen yang cukup dominan pada bulan-bulan ini dan ke depan," tambah dia.

(M ILHAM RAMADHAN)

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Husen Miftahudin)