Gibran Dinilai Memainkan Politik Keibaan

Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah Putra. Dok. Tangkapan Layar

Gibran Dinilai Memainkan Politik Keibaan

Fachri Audhia Hafiez • 17 December 2023 14:07

Jakarta: Calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka dinilai memainkan politik keibaan. Masyarakat yang iba dengan kondisi Gibran punya peluang memilih putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi) itu.

"Publik akan banyak memilih Gibran bukan soal kapasitas tapi soal iba tadi, jadi ini yang menurut saya cukup berbahaya secara rivalitas," kata Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah Putra dalam program Crosscheck by Medcom.id bertajuk 'Penasaran Peran Gibran di Debat yang Resmi-resmi Aja?' di akun YouTube Medcom.id, Minggu, 17 Desember 2023.

Menurut Dedi, kekeliruan Gibran dalam menyampaikan gagasannya memungkinkan telah didesain. Misalnya, saat Gibran salah sebut ibu hamil butuh asam sulfat (H2SO4), bukan asam folat.

Setelah ramai soal salah sebut, Gibran meminta maaf dan memancing reaksi publik. Skenario itu, kata Dedi, serupa dengan yang dilakukan Jokowi saat Pilpres 2014 dan 2019.

"Besar kemungkinan konsultan komunikasi yang dipakai Joko Widodo besar kemungkinan hari ini akan digunakan juga untuk membantu Gibran, bukan soal untuk meningkatkan kemampuan Gibran, tapi soal bagaimana menjadikan Gibran ini sebagai pemantik keibaan publik," ucap Dedi.
 

Baca Juga: Terobosan Ekonomi Digital Paling Dinantikan dalam Debat Cawapres

Contoh lainnya, yakni perilaku Gibran yang menunjukkan gerakan isyarat atau gestur bersorak ke kubu rival pada debat pertama Pilpres 2024. Aksi Gibran itu menjadi soal tetapi dijawab olehnya dengan intonasi bicara yang merendah dan mengakui kesalahannya.

Kekeliruan-kekeliruan Gibran itu disebut disengaja untuk memantik supaya dia punya kesempatan untuk menyampaikan permohonan maaf. Perilaku Gibran tersebut menegaskan bukan gagasan yang dijual tetapi kepolosannya yang berujung minta maaf.

"Jadi yang dijual bukan persoalan gagasannya, yang dijual adalah permohonan maafnya. Publik Indonesia ketika melihat orang direndah-rendahkan begitu ya, lalu dia dengan yang membangun raut muka yang polos, meminta maaf, orang akan menilai bahwa ini anak tulus," ucap Dedi.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Achmad Zulfikar Fazli)