Gak Berdaya Meski Dolar AS Tertekan, Rupiah Dibuka Melemah

Ilustrasi rupiah. Metrototvnews.com/Husen Miftahudin

Gak Berdaya Meski Dolar AS Tertekan, Rupiah Dibuka Melemah

Eko Nordiansyah • 3 December 2025 09:17

Jakarta: Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada pembukaan perdagangan hari ini mengalami pelemahan. Mata uang Garuda tak mampu mengambil peluang saat dolar AS mengalami tekanan.

Mengutip data Bloomberg, Rabu, 3 Desember 2025, rupiah berada di level Rp16.638 per USD. Mata uang Garuda tersebut melemah 13 poin atau setara 0,08 persen dari Rp16.625 per USD pada penutupan perdagangan sebelumnya.

Sementara menukil data Yahoo Finance, rupiah pada waktu yang sama berada di level Rp16.627 per USD. Mata uang Garuda terpantau masih stagnan dari penutupan perdagangan kemarin.
 



(Ilustrasi. Foto: Metrotvnews.com/Eko Nordiansyah)

Rupiah fluktuatif cenderung melemah

Analis pasar uang, Ibrahim Assuaibi memproyeksikan rupiah pada hari ini bergerak fluktuatif. Namun begitu, ia memperkirakan rupiah akan ditutup melemah direntang Rp16.620 sampai dengan Rp16.640 per dolar AS.

Ibrahim menjelaskan, pergerakan rupiah dipengaruhi ekspektasi The Federal Reserve akan melanjutkan siklus pelonggarannya. Ini ditandai dengan meningkatnya CME FedWatch Tool yang menunjukkan peluang penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin pada Desember sebesar 87,4 persen.

Penasihat Ekonomi Nasional Gedung Putih, Kevin Hassett, kemungkinan ditunjuk sebagai Ketua Fed berikutnya, menggantikan Jerome Powell. Namun, Presiden AS Donald Trump mengatakan pada hari Minggu bahwa ia tidak akan memberi tahu siapa pun siapa yang akan ditunjuk, tetapi ia sudah menentukan pilihannya.

Sementara berdasarkan data, Institute for Supply Management (ISM) mengungkapkan bahwa aktivitas manufaktur pada bulan November yang mengalami kontraksi selama sembilan bulan berturut-turut. Data lebih lanjut, yang diungkapkan oleh ISM, menunjukkan harga input meningkat dan pasar tenaga kerja masih berada dalam kondisi rendahnya tingkat pemecatan dan perekrutan.

Ibrahim menambahkan, sentimen domestik yang mempengaruhi rupiah diantaranya laju inflasi nasional. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Indeks Harga Konsumen (IHK) hanya naik 0,17 persen secara bulanan, lebih rendah dibandingkan 0,28 persen pada Oktober 2025.

Secara tahunan, inflasi mereda menjadi 2,72 persen, sementara inflasi year to date berada di level 2,27 persen. Inflasi tersebut terutama ditopang oleh komponen inti yang naik 0,17 persen dan berkontribusi 0,11 persen terhadap inflasi nasional.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
(Eko Nordiansyah)