Ilustrasi. Foto: MI/Susanto.
Jakarta: Nilai tukar (kurs) rupiah pada pembukaan perdagangan pagi di awal pekan ini mengalami pelemahan, meski tipis.
Mengutip data Bloomberg, Senin, 28 Juli 2025, rupiah hingga pukul 09.38 WIB berada di level Rp16.335,5 per USD. Mata uang Garuda tersebut melemah 15,5 poin atau setara 0,09 persen dari Rp16.320 per USD pada penutupan perdagangan sebelumnya.
Sementara menukil data Yahoo Finance, rupiah pada waktu yang sama berada di level Rp16.320 per USD. Analis pasar uang Ibrahim Assuaibi memprediksi rupiah pada hari ini akan bergerak secara fluktuatif, meski demikian rupiah diprediksi akan melemah.
"Untuk perdagangan Senin ini, mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp16.310 per USD hingga Rp16.360 per USD," ujar Ibrahim dalam analisis harian.
(Ilustrasi kurs rupiah terhadap dolar AS. Foto: MI/Susanto)
Pemerintah masih pede ekonomi bisa tembus target
Ibrahim mengungkapkan, sentimen pergerakan nilai tukar rupiah hari ini berasal dari keyakinan pemerintah terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia yang pada periode 2025 mampu menembus target 5,2 persen, seiring kondisi pasar yang lebih kondusif pada semester II-2025.
Meskipun, sebut dia, bertambahnya tantangan kondisi perekonomian skala global maupun domestik masih membutuhkan dorongan kebijakan akseleratif melalui APBN maupun non-APBN.
Namun, mulai muncul sentimen positif atas sebagian komponen produk domestik bruto (PDB), sehingga tren anjloknya pertumbuhan ekonomi pada dua kuartal belakangan pun masih bisa dibalas pada paruh akhir 2025.
"Misalnya dengan realisasi beberapa kesepakatan dagang dan sinyal positif lain, dan berharap 2025 masih mampu menjangkau 5,2 persen," sebut Ibrahim.
Sebagai contoh, komponen konsumsi pemerintah masih bisa didorong lewat akselerasi penyerapan belanja
APBN. Sementara itu, komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) pun berpotensi bangkit, berkaca dari lonjakan impor barang modal pada April dan Mei yang signifikan ketimbang tiga bulan awal 2025.
Berikutnya, konsumsi pun menuju arah lebih cerah karena indeks keyakinan konsumen per Juni 2025 naik tipis ke level 117,8 basis poin dari sebelumnya 117,5 basis poin, begitu juga dengan indeks penjualan riil ke 233,7 basis poin dari sebelumnya 232,4 basis poin.
Oleh karena itu, demi menjaga momentum akselerasi, pemerintah akan mengoptimalkan strategi jangka pendek, seperti mendorong belanja, memperkuat sektor industri pengolahan dan padat karya.
"Kemudian program subsidi kredit perumahan, menggenjot konsumsi dari sektor pangan dan efek berganda program makan bergizi gratis, serta optimalisasi sektor pariwisata pada momen-momen puncak permintaan," jelas Ibrahim.