Tiongkok Diproyeksi Ogah Ikut-ikutan Fed Pangkas Suku Bunga

Gedung People's Bank of China (PBoC). Foto: Xinhua/Peng Ziyang.

Tiongkok Diproyeksi Ogah Ikut-ikutan Fed Pangkas Suku Bunga

Husen Miftahudin • 22 September 2025 08:39

Shanghai: Tiongkok diperkirakan akan membiarkan suku bunga acuan pinjaman tidak berubah selama empat bulan berturut-turut pada Senin, setelah bank sentral mempertahankan suku bunga kebijakan utama tetap stabil menyusul pemotongan suku bunga oleh Federal Reserve AS.

Meskipun serangkaian data terkini menunjukkan ekonomi Tiongkok sedang kehilangan momentum, otoritas tampaknya tidak terburu-buru meluncurkan langkah-langkah stimulus besar di tengah ekspor yang tangguh dan reli pasar saham baru-baru ini.

Mengutip Investing.com, Senin, 22 September 2025, suku bunga pinjaman utama (LPR) yang biasanya dibebankan kepada klien terbaik bank, dihitung setiap bulan setelah 20 bank komersial yang ditunjuk mengajukan usulan suku bunga kepada Bank Rakyat Tiongkok (PBOC).

Dalam survei Reuters terhadap 20 pengamat pasar minggu ini, semua responden memperkirakan LPR satu tahun dan lima tahun akan tetap stabil masing-masing di 3,00 persen dan 3,5 persen.

Bank sentral Tiongkok membiarkan suku bunga repo terbalik tujuh hari tidak berubah pada Kamis, menyusul keputusan Fed untuk menurunkan suku bunga.

Sebagian besar pinjaman baru dan yang beredar di Tiongkok didasarkan pada LPR satu tahun, sementara suku bunga lima tahun memengaruhi harga hipotek. Tiongkok memangkas kedua suku bunga tersebut sebesar 10 basis poin pada Mei lalu.

"Meskipun penurunan yang meluas pada data aktivitas Juli-Agustus meningkatkan urgensi untuk memperkenalkan stimulus baru, kami tetap berhati-hati tentang besarnya stimulus fiskal baru," ujar analis di Barclays dalam sebuah catatan.
 

Baca juga: Indonesia Kian Jadi Magnet Utama Investasi Tiongkok


(Ilustrasi, ekonomi Tiongkok. Foto: Unsplash)
 

Pelonggaran moneter dilakukan akhir tahun


Meski demikian, beberapa analis memperkirakan pelonggaran moneter marjinal akhir tahun ini akan memastikan ekonomi terbesar kedua di dunia tersebut akan mencapai target pertumbuhan tahunan pemerintah sekitar lima persen.

Kepala ekonom Tiongkok di Macquarie Larry Hu menyampaikan data buruk selama dua bulan, dari Juli hingga Agustus, seharusnya meyakinkan para pembuat kebijakan untuk mengambil tindakan lebih lanjut guna menstabilkan perekonomian.

"Yang pasti, langkah-langkah ini harus bertahap, karena para pembuat kebijakan tidak membutuhkan stimulus besar untuk mencapai target PDB lima persen. Menurut pandangan kami, mereka tidak ingin melewatkan target tersebut, tetapi mereka juga tidak ingin melampauinya. Kami memperkirakan penurunan suku bunga 10 basis poin pada akhir tahun," papar Hu.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Husen Miftahudin)