Kautsar Widya Prabowo • 23 May 2025 23:28
Jakarta: Menteri Sekretaris Negara, Prasetyo Hadi, menanggapi laporan terkait dugaan penguasaan lahan milik Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) di Tangerang Selatan, Banten, oleh ormas GRIB Jaya. Ia menyebut saat ini pihaknya masih mendalami informasi tersebut.
"Saya belum dengar, nanti akan saya cek terlebih dahulu," ujar Prasetyo di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Jumat, 23 Mei 2025.
Prasetyo memastikan dalam dua pekan terakhir, Kepolisian Republik Indonesia (Polri) gencar memberantas aksi premanisme di berbagai wilayah. Ia bahkan mengungkapkan organisasi resmi pengusaha turut terlibat dalam praktik serupa, dan telah ditangani kepolisian.
"Bahkan ada kejadian di mana pelakunya berasal dari organisasi pengusaha, bukan ormas. Jadi, premanisme ini bentuknya bermacam-macam," tegasnya.
Sementara itu, Polda Metro Jaya membenarkan telah menerima laporan dari BMKG terkait dugaan pendudukan aset negara yang berlokasi di Kelurahan Pondok Betung, Kota Tangerang Selatan, oleh ormas GRIB Jaya. Proses penyelidikan kini tengah berlangsung.
"Kami membenarkan telah menerima laporan polisi, dan saat ini penyelidikan masih berjalan," ujar Kabid Humas
Polda Metro Jaya, Kombes Ade Ary Syam Indradi, di Mapolda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Jumat, 23 Mei 2025.
Ade Ary menjelaskan bahwa kasus ini bermula pada Januari 2024, saat terlapor memasang plang bertuliskan "Tanah Ini Adalah Ahli Waris dari R bin S" di lahan seluas 127.780 meter persegi. Tak hanya itu, di lokasi terpisah, terlapor juga diduga melakukan perusakan terhadap pagar.
"Korban telah melayangkan somasi sebanyak dua kali, namun tidak ada iktikad baik dari pihak terlapor, sehingga kasus ini dilaporkan kepada kepolisian," jelas Ade Ary.
Selain itu, GRIB Jaya juga memasang plang tambahan bertuliskan "Tanah Ini Dalam Pengawasan Tim Advokasi Muda dari Tim Advokasi DPP Ormas GRIB Jaya". Dalam laporan ini, terdapat enam orang yang dilaporkan, dengan inisial J, H, AF, K, B, dan MY.
"Berdasarkan informasi dari tim penyelidik, beberapa di antara terlapor, yakni AV, K, dan MY, diduga merupakan anggota dari ormas berinisial GJ," tutup Ade Ary.