Proses Evakuasi Pesawat Saudi Arabian Airlines dengan nomor penerbangan SVA 5688. Istimewa
Rahmatul Fajri • 22 June 2025 17:00
Jakarta: Pengamat militer Khairul Fahmi mendukung langkah Polri menggandeng Biro Investigasi Federal atau Federal Bureau of Investigation (FBI) untuk mendalami siapa pengirim pesan ancaman bom pesawat Saudia Airlines. Namun, dia menekankan kerja sama sebaiknya fokus pada pendampingan atau asistensi teknis.
Co-founder Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) itu menjelaskan langkah Polri menggandeng FBI tepat dan strategis untuk memastikan indikasi ancaman tersebut dikirim melalui platform digital berbasis luar negeri. Misalnya, email anonim, media sosial, atau aplikasi pesan dengan server di Amerika Serikat.
"FBI memiliki kapasitas dan pengalaman panjang dalam bidang forensik digital serta penanganan kejahatan lintas batas, khususnya terkait terorisme dan ancaman terhadap penerbangan sipil," kata Khairul kepada Media Indonesia, Minggu, 22 Juni 2025.
Khairul menegaskan kerja sama dengan FBI jangan proses penegakan hukum berpindah tangan. Dia berharap FBI hanya memberikan asistensi teknis dalam mengungkap pelaku ancaman bom.
"Keterlibatan FBI sebaiknya difokuskan pada aspek asistensi teknis dan kerja sama yurisdiksi internasional. Kepemimpinan dalam proses penegakan hukum tetap harus berada di tangan Polri. Ini penting untuk menjaga kedaulatan proses hukum nasional sekaligus menunjukkan kita terbuka terhadap kerja sama global dalam penanganan kejahatan yang bersifat transnasional," kata dia.
Baca Juga:
Polri Gandeng FBI Buru Pengancam Bom Pesawat Saudi |