Israel Bantah Sengaja Tembak Warga Gaza yang Antre Bantuan Kemanusiaan

Foto: Haitham Imad/EFE via EPA

Israel Bantah Sengaja Tembak Warga Gaza yang Antre Bantuan Kemanusiaan

Riza Aslam Khaeron • 29 June 2025 13:21

Tel Aviv: Pasukan Pertahanan Israel (IDF) secara tegas membantah laporan harian Haaretz yang menuduh prajurit Israel di Gaza diperintahkan untuk menembak kerumunan warga Palestina yang mendekati lokasi distribusi bantuan, meski mereka tidak menimbulkan ancaman apa pun.

IDF menilai bahwa pemberitaan tersebut tidak mencerminkan kebijakan resmi militer dan berpotensi menyesatkan publik internasional.

Dalam laporan Haaretz, sejumlah prajurit dan saksi menggambarkan rute menuju lokasi bantuan sebagai "ladang pembantaian", di mana pasukan Israel melepaskan tembakan bahkan ketika tidak ada ancaman langsung.

Dikatakan pula bahwa tentara Israel mulai membubarkan kerumunan dengan tembakan artileri, yang menyebabkan lonjakan korban jiwa, operasi ini secara tidak resmi disebut "operasi Salted Fish". Namun, militer Israel menegaskan seluruh tindakan pasukan selalu berpatokan pada standar operasional dan hukum perang internasional yang berlaku.

IDF menegaskan bahwa tidak pernah ada perintah resmi yang menginstruksikan penembakan terhadap warga sipil, termasuk mereka yang hanya ingin mengakses bantuan kemanusiaan. Mereka juga menyoroti bahwa seluruh operasi dilakukan dengan pengawasan ketat dan evaluasi rutin untuk meminimalisir risiko korban sipil.

"Kami dengan tegas menolak tuduhan yang diangkat dalam artikel tersebut—IDF tidak pernah memerintahkan pasukan untuk secara sengaja menembak warga sipil, termasuk mereka yang mendekati pusat distribusi. Untuk memperjelas, arahan IDF melarang serangan sengaja terhadap warga sipil," ujar juru bicara IDF, dikutip dari CNN, Jumat, 27 Juni 2025.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Menteri Pertahanan Israel Katz juga menyampaikan sikap tegas menanggapi laporan tersebut. Keduanya menganggap tuduhan yang beredar hanyalah upaya mencemarkan nama baik institusi militer Israel di mata dunia.

"Ini adalah kebohongan jahat yang bertujuan mendiskreditkan IDF—tentara paling bermoral di dunia," tegas Netanyahu dan Katz, seperti dikutip CNN, 27 Juni 2025.

Di sisi lain, menurut data Kementerian Kesehatan Palestina, lebih dari 500 warga Palestina telah tewas sejak 27 Mei 2025 saat mereka berusaha mendekati lokasi atau truk bantuan. Laporan CNN mencatat bahwa tembakan hampir terjadi setiap hari di sekitar titik distribusi bantuan, sebagaimana disampaikan petugas kesehatan dan relawan tanggap darurat di Gaza.
 

Baca Juga:
Operasi 'Salted Fish': Militer Israel Dituduh Jadikan Distribusi Bantuan Sebagai Medan Tembak

Pada salah satu insiden di bulan Juni, lebih dari selusin saksi mata, termasuk korban luka, memberikan kesaksian kepada CNN bahwa tentara Israel menembaki kerumunan warga dalam rentetan tembakan berulang. Pakar senjata yang meneliti rekaman suara dan peluru dari lokasi kejadian menyimpulkan bahwa jenis senjata yang digunakan konsisten dengan senapan mesin militer Israel.

Menanggapi insiden-insiden tersebut, IDF menegaskan bahwa pasukan di lapangan hanya diperbolehkan melakukan "tembakan peringatan" apabila ada potensi ancaman terhadap posisi militer di sekitar titik distribusi. Proses evaluasi internal pun terus dilakukan untuk menindaklanjuti setiap laporan korban jiwa, walau hingga kini hasilnya belum dipublikasikan secara terbuka.

"Setiap tuduhan pelanggaran hukum atau arahan IDF akan diperiksa secara menyeluruh dan tindakan lebih lanjut akan diambil jika diperlukan," ujar pernyataan resmi IDF, melansir CNN, Jumat, 27 Juni 2025.

CNN turut menyoroti peran Gaza Humanitarian Foundation (GHF), organisasi bantuan yang didukung Israel dan Amerika Serikat, dalam mendistribusikan makanan di Gaza. GHF menegaskan tidak mengetahui insiden yang dimaksud dalam laporan dan meminta agar investigasi independen dilakukan untuk memastikan kebenaran tuduhan tersebut.

"Tuduhan ini terlalu serius untuk diabaikan dan kami meminta Israel menyelidikinya serta secara transparan mempublikasikan hasilnya sesegera mungkin," demikian pernyataan GHF, dikutip CNN, 27 Juni 2025.

Hingga kini, penyaluran bantuan oleh GHF masih menuai kritik tajam dari sejumlah kelompok kemanusiaan dan PBB, yang menolak bekerja sama karena menganggap GHF lebih melayani kepentingan militer Israel daripada rakyat sipil Gaza. Namun, GHF melaporkan telah menyalurkan 46 juta paket makanan dalam empat minggu terakhir.

Pada Kamis, 26 Juni 2025, Departemen Luar Negeri AS mengumumkan tambahan bantuan sebesar 30 juta dolar AS untuk mendukung operasi GHF di Gaza.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Willy Haryono)