Powell Ogah Gegabah Pangkas Suku Bunga

Ketua The Fed Jerome Powell. Foto: Pintu.co.id

Powell Ogah Gegabah Pangkas Suku Bunga

Husen Miftahudin • 24 September 2025 07:29

New York: Ketua Federal Reserve AS Jerome Powell menekankan pihaknya enggan gegabah melanjutkan pelonggaran kebijakan moneter. Kebijakan Fed tidak berada pada jalur yang telah ditentukan sebelumnya.
 
"Kami akan terus menentukan sikap yang tepat berdasarkan data yang masuk, prospek yang berkembang, dan keseimbangan risiko," tegas Powell saat berbicara pada Jamuan Makan Siang Prospek Ekonomi 2025 Kamar Dagang Greater Providence di Warwick, negara bagian Rhode Island, AS, dikutip Xinhua, Rabu, 24 September 2025.
 
Powell melanjutkan, kebijakan moneter The Fed dengan tegas berkomitmen untuk mendukung lapangan kerja maksimum dan membawa inflasi secara berkelanjutan ke target dua persen.
 
Menurut dia, risiko jangka pendek terhadap inflasi cenderung positif, sementara risiko terhadap ketenagakerjaan cenderung negatif.
 
"Risiko dua sisi berarti tidak ada jalan bebas risiko. Jika kita melonggarkan kebijakan terlalu agresif, kita bisa membiarkan inflasi belum selesai. Namun jika kita mempertahankan kebijakan restriktif terlalu lama, pasar tenaga kerja bisa melemah," jelas dia.
 
"Kerangka kerja kami mengharuskan kami untuk menyeimbangkan kedua sisi mandat ganda kami," sambung dia, membela pemangkasan suku bunga The Fed sebesar 25 basis poin pada pertemuan pekan lalu.
 

Baca juga: The Fed Akhirnya Pangkas Suku Bunga Acuan 0,25%


(Gedung The Fed. Foto: Xinhua/Ting Shen)
 

Menimbang ketahanan ekonomi

 
Powell menyatakan sikap kebijakan moneter Fed masih cukup restriktif, meski dilakukan pelonggaran pada pertemuan terakhir. Hal ini menempatkan bank sentral dalam posisi yang baik dalam merespons potensi perkembangan ekonomi.
 
Adapun perekonomian AS menunjukkan ketahanan di tengah perubahan substansial dalam kebijakan perdagangan dan imigrasi, serta di bidang fiskal, regulasi, dan geopolitik. Namun, dampak ekonomi secara keseluruhan dari perubahan signifikan tersebut masih harus dilihat.
 
Powell menyatakan dampak tarif Trump terhadap inflasi akan relatif singkat, menyebutnya sebagai perubahan tingkat harga yang hanya terjadi sekali. Namun, kenaikan 'sekali' tidak berarti 'sekaligus'.
 
Menurut Powell, kenaikan tingkat harga akibat tarif Trump kemungkinan akan menyebar ke beberapa kuartal dan menunjukkan inflasi yang sedikit lebih tinggi selama periode tersebut.
 
Diketahui, The Fed dalam rapatnya pada 17 September memutuskan untuk menurunkan kisaran target suku bunga dana federal sebesar 25 basis poin menjadi 4,00 persen hingga 4,25 persen, yang merupakan penurunan suku bunga pertama sejak Desember 2024.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Husen Miftahudin)