Pembantaian etnis Tionghoa di Batavia pada 1740.(Wikimedia Commons/Abraham Van Stolk & Gerrit van Rijk)
Lukman Diah Sari • 9 October 2025 08:46
Jakarta: Tepat pada 9 Oktober, hari ini, terjadi tragedi yang dikenal dengan Geger Pacinan atau Chinezenmoord. Pada abad ke-17, Jakarta yang dahulu bernama Batavia, masih dijajah Belanda. Saat itu, VOC sebagai perusahaan dagang yang menguasai Indonesia.
Geger Pacinan dimulai dari krisis ekonomi yang menimpa VOC pada 1740. Agar dapat bertahan, VOC kemudian melakukan monopoli terhadap para pedagang Tionghoa di Batavia serta menetapkan sejumlah aturan bagi komunitas Tionghoa.
Bukan cuma itu, VOC pun sering kali melakukan pemerasan terhadap para pendatang atau imigran baru, dengan ancaman dipulangkan ke Tiongkok dan Sri Lanka untuk melakukan kerja paksa. Pada 12 Juni 1736, Gubernur Jenderal Adriaan Valckenier memberikan kebijakan agar para pendatang, termasuk Tionghoa memiliki surat izin menetap dengan membayar dua ringgit.
Orang-orang Tionghoa di Batavia mulai resah akibat kebijakan-kebijakan VOC yang semakin mendiskreditkan mereka. pada 7 Oktober 1740, etnis Tionghoa mulai berani menyerang pos-pos VOC di berbagai titik, dipimpin Kapitan Sepanjang.
VOC merespon pemberontakan itu. Hingga pada 9 Oktober 1740 pecah peperangan Tionghoa dibantu pribumi melawan VOC, atau dikenal dengan Geger Pacinan.
Baca Juga :
Baca Juga :