Ilustrasi. Foto: Dok MI
Jakarta: Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) terpantau bergerak melemah pada perdagangan sore ini. Mata uang Garuda ini minim sentimen positif hingga akhir perdagangan.
Mengacu data Bloomberg, Selasa, 18 Maret 2025, rupiah melemah 22 poin atau 0,13 persen menjadi Rp16.428 per USD dibandingkan pembukaan perdagangan sebelumnya di posisi Rp16.412 per USD.
Sementara itu, berdasarkan data Yahoo Finance, rupiah melemah hingga 25 poin atau 0,15 persen menjadi Rp16.395 per USD dibandingkan perdagangan sebelumnya di posisi Rp16.409 per USD.
Adapun berdasarkan data kurs referensi mata uang rupiah terhadap dolar Amerika Serikat alias Jakarta Interbank Spot Dolar Rate (JISDOR) yakni Rp16.432 per USD. Rupiah melemah dibandingkan kemarin sebesar Rp16.379 per USD.
(Ilustrasi rupiah. MI/Adam Dwi)
Alasan rupiah melemah
Analis pasar uang Ibrahim Assuaibi mengungkapkan, pergerakan nilai tukar rupiah disebabkan oleh meningkatnya pergolakan geopolitik di Timur Tengah, setelah AS melancarkan gelombang serangan udara terhadap pemberontak Houthi di Yaman sebagai balasan atas serangan mereka terhadap jalur pelayaran di Laut Merah.
"Namun tren ini dirusak oleh beberapa tanda kemajuan dalam perundingan gencatan senjata Rusia-Ukraina, dengan Presiden Donald Trump menyatakan ia akan berbicara dengan Presiden Rusia Vladimir Putin pada Selasa," tutur dia.
Di dalam negeri, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan neraca perdagangan Indonesia pada Februari 2025 mencatatkan surplus selama 58 bulan berturut-turut sejak Mei 2020 sebesar USD3,12 miliar. Surplus neraca perdagangan Februari 2025 lebih rendah dibandingkan dengan bulan sebelumnya, namun lebih tinggi dibandingkan bulan yang sama tahun lalu.
Sedangkan, surplus neraca perdagangan Februari 2025 ditopang oleh surplus pada komoditas non migas yang sebesar USD4,84 miliar. Disumbang oleh komoditas lemak dan minyak hewan/nabati, bahan bakar mineral, serta besi dan baja.
Adapun nilai ekspor Indonesia pada periode Februari 2025 tercatat senilai USD21,98 atau naik sebesar 2,58 persen dibanding Januari 2025 yang sekitar USD21,43 miliar. Sedangkan secara
year on year (yoy) ekspor Indonesia naik 14,05 persen dibanding Februari 2024 sebesar USD19,27 miliar.
Nilai impor Indonesia pada Februari 2025 mencapai USD18,86 miliar atau naik 5,18 persen dibanding Januari 2025 yang tercatat USD17,94 miliar. Sedangkan jika dibandingkan Februari 2024, kinerja impor bulan ini tercatat naik sebesar 2,30 persen.