Petani memanen hasil pertanian organik. Istimewa.
Jakarta: Puluhan petani di Kecamatan Hu'u, Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat (NTB), mengalami peningkatan hasil panen usai menerapkan program pertanian organik yang digagas PT Sumbawa Timur Mining (STM) itu. Peningkatan bahkan mencapai dua kali lipat.
"Kami berharap program ini memberi dampak nyata dalam mendukung pengembangan ekonomi masyarakat," kata Tim Community Development STM, Vovia Witni melalui keterangan tertulis, Senin, 10 Maret 2025.
Ia mengatakan program ini sudah berjalan delapan tahun. Ada sekitar 96 petani binaan STM di wilayah Kecamatan Hu'u. STM terbuka untuk menjalin kolaborasi dengan berbagai pihak.
"Kami berkomunikasi secara aktif dengan para petani binaan, mendapatkan umpan balik mereka, dan terus melakukan perbaikan yang berkelanjutan dalam program pertanian organik," ujarnya.
Petani rasakan peningkatan hasil panen
Muhtar, salah satu yang merasakan langsung hasil program
pertanian organik ini. Petani asal Desa Cempi Jaya itu mengatakan program pertanian organik membuat tanaman kacang panjangnya dapat dipanen lebih banyak dalam satu musim tanam.
"Saya bisa memanen kacang panjang hingga 15 kali, sedangkan metode pertanian sebelumnya yang menggunakan pupuk kimia hanya sebanyak 7 kali panen. Sekarang saya bisa mendapatkan keuntungan lebih banyak," ucap Muhtar.
Peningkatan hasil panen juga dialami oleh Yasin, petani padi organik yang berasal dari Dusun Daha Barat, Desa Daha. Bibit mentik susu yang ia tanam dan rawat secara organik mampu menghasilkan gabah lebih banyak.
"Hasil dari pertanian sebelumnya hanya bisa mencapai 16 karung, sementara dengan pertanian organik ini meningkat menjadi 20 karung. Produksi yang lebih banyak ini telah meningkatkan keuntungan saya," ucap Yasin.
Selain untuk dikonsumsi oleh penduduk lokal, produk ini juga digemari oleh wisatawan mancanegara. Astuti, petani binaan STM di Dusun Ncangga, Desa Hu’u, melihat peluang tersebut dan mengikuti program pertanian organik STM sejak 2021. Ia menanam berbagai jenis sayur-mayur seperti seledri, selada, cabai, tomat, serta buah-buahan seperti pisang dan pepaya.
Menurut Astuti, wisatawan mancanegara lebih menyukai hasil pertanian organik karena lebih kaya nutrisi, bebas bahan kimia, dan ramah lingkungan. Mereka cenderung mencari restoran dengan bahan pangan yang berasal dari pertanian organik.
"Alhamdulillah, kami dapat memenuhi kebutuhan sayur-mayur organik untuk restoran di Pantai Lakey dan sekitarnya. Sering kali para wisatawan mancanegara juga datang ke kebun kami untuk membeli sayur dan buah secara langsung," ujar Astuti.
Pemda siap berkolaborasi
Kepala Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Hu’u Adi Nuryadin menyambut positif program pertanian organik ini. Metode pertanian tersebut dinilai memberikan banyak manfaat, bukan hanya bagi para petani, tetapi juga bagi konsumen dan alam.
"Pertanian organik lebih sehat, menguntungkan, dan berkelanjutan karena ramah lingkungan," kata Adi.
Pihaknya bersama Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Dompu siap meningkatkan kolaborasi dengan STM dalam mengembangkan
pertanian organik dan mewujudkan ketahanan pangan lokal yang lebih baik.
"Kami siap meningkatkan berkolaborasi untuk mewujudkan pertanian yang lebih sehat, ramah lingkungan, dan berkelanjutan, yang pada akhirnya dapat memberi dampak ekonomi bagi para petani," ungkap Adi.